RS Sayang Ibu Pantas Naik Status

- Kamis, 8 Agustus 2019 | 11:13 WIB

BALIKPAPAN—Pemerintah terus mendukung agar relokasi Rumah sakit Khusus Bersalin (RSKB) Sayang Ibu bisa segera terwujud. Meski sempat batal dengan upaya pemindahan dari depan Lapangan Foni ke Lapangan Jumpi di Baru Ulu, kajian lokasi baru diharapkan segera terwujud .

Bahkan RSKB Sayang Ibu disebut sudah pantas naik status menjadi rumah sakit umum. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, pelayanan yang diterima pasien di RSKB Sayang Ibu sudah sangat baik. Keterampilan SDM memadai. Angka kunjungan pasien tergolong tinggi.

“Sudah waktunya (RSKB Sayang Ibu ) dikembangkan. Ditingkatkan, baik sisi infrastruktur dan pelayanan. Bukan sekadar rumah sakit bersalin,” ucap Dio, sapaan akrab Andi Sri Juliarty .

Dari minimal empat pelayanan dasar, RSKB pun mesti ditingkatkan agar sesuai dengan standar rumah sakit umum lainnya. Bukan hanya pelayanan ibu dan anak, tapi mampu melayani pasien penyakit dalam, serta pembedahan.

Apalagi penyakit ibu hamil dan melahirkan sudah terkomplikasi dengan penyakit tidak menular yang membutuhkan konsultasi khusus.

“Yang diharapkan, bukan hanya melayani persalinan, tapi juga melayani penderita tumor kandungan, penyakit dalam, maupun tindak pembedahan bisa langsung dilakukan tanpa merujuk ke rumah sakit lain,” tuturnya.

Terpisah, Dirut RSKB Sayang Ibu dr Indah Puspita Sari menyebut, tak kurang 70-80 pasien yang berkunjung pada hari kerja. Khusus di hari Senin, kunjungan pasien bisa mencapai 100-150 orang.

Meski angka ibu melahirkan di rumah sakit ini tergolong tinggi, tempat tidur yang tersedia hanya 24 unit, yang terbagi dalam 15 ruangan.

Bangunan bergaya lama berlantai dua ini pun masih minim fasilitas. Tak tersedia lift ataupun eskalator. Pasien yang menjalani persalinan sesar dan mesti diantar ke kamar hanya menggunakan brankar. Didorong dengan empat orang petugas pria dari lantai satu ke lantai dua.

Infrastruktur penunjang pun belum memadai. Ketika siang hari, banyak pengunjung mesti memarkirkan kendaraan ke bibir jalan hingga di seberang jalan. Pengendara roda empat pun tidak bisa memarkirkan kendaraan di area parkir yang telah dijejali motor.

Seperti diwartakan, relokasi RSKB Sayang Ibu yang telah diajukan sejak 2014 itu batal dikarenakan pemilik lahan menaikkan harga jual tanah seluas 1,2 hektare tersebut. Indah bercerita, pada 2014, harga tanah melalui hasil kajian ditaksir dengan Rp 600 ribu per meter.

Namun pada 2016, pemilik lahan mengajukan harga Rp 1,5 juta per meter. Pada 2017 dinaikkan lagi menjadi Rp 1,8 juta. Padahal sejak semula, pemerintah dan pemilik lahan sempat melakukan perjanjian, hingga akhirnya pemerintah menawar dengan harga Rp 1 juta per meter.

“Meski batal relokasi, pelayanan tetap berjalan, kami tetap mempertahankan mutu yang ada. Kami sadar namanya rumah sakit harus memenuhi standar. Seperti keberadaan kamar jenasah belum tersedia,” ungkap perempuan berjilbab itu.

Lanjutnya lagi, pada 2014 sebenarnya dilakukan kajian di tiga lokasi. Selain di Lapangan Jumpi, ada dua lokasi lain di Balikpapan Barat, namun dianggap kurang representatif. Untuk di Baru Tengah disebut lahan tidak terlalu luas, hanya 5 ribu meter persegi, dihimpit permukiman, parit dan laut.

Sedangkan di Margo Mulyo, lahan berada di kawasan rawa mangrove. Indah menuturkan, rintangan yang dihadapi bukan hanya akses dan landscape pembangunan. Masalah lain ialah lokasi pengolahan limbah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X