APT Pranoto Dongkrak Okupansi Hotel

- Kamis, 8 Agustus 2019 | 11:08 WIB

Pertumbuhan ekonomi Kaltim di atas 5,4 persen sepanjang semester pertama 2019 berdampak positif pada bisnis perhotelan di Samarinda.  Tingkat okupansi pun diharapkan menggembirakan pada akhir tahun.

 

SAMARINDA—Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Samarinda Wied Paramartha mengatakan, geliat bisnis perhotelan Kota Tepian tentunya tak lepas dari kehadiran Bandara Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto. Secara umum tingkat okupansi perhotelan di Samarinda lebih baik ketimbang tahun lalu.

“Bandara APT Pranoto cukup mendongkrak jumlah okupansi. Kami prediksi tahun ini keterisian kamar hotel bisa menyentuh 80 persen,” ujarnya Rabu (7/8).

Wied menjelaskan, hingga pertengahan tahun rata-rata kamar hotel di Samarinda sudah terisi 75 persen dari total kamar yang tersedia. Okupansi hotel di Kota Tepian memang masih didominasi oleh kegiatan pemerintah yang berasal dari meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).

“Sehingga kegiatan pemerintah dan bisnis sangat berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar,” tuturnya.

Menurutnya, rute yang disedikan oleh Bandara APT Pranoto membuat urusan bisnis di Samarinda bisa terhubung langsung oleh kota bisnis lainnya, seperti Surabaya ataupun Banjarmasin. Utamanya memang masih berasal dari MICE, sedangkan market leisure masih kurang berkembang.

“Di Samarinda memang kita masih membutuhkan market baru selain kegiatan bisnis dan pemerintah. Tapi memang sejauh ini masih sulit, perhotelan masih berharap pada kegiatan MICE,” pungkasnya.

Terpisah, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Zulkifli mengatakan, kegiatan pemerintah berkontribusi hingga 30 persen terhadap okupansi hotel. Beroperasinya penerbangan Bandara APT Pranoto ke berbagai kota di luar Kaltim juga langsung memberikan dampak pada Samarinda, dan sekitarnya. Perjalanan bisnis yang dilakukan swasta juga berdampak pada okupansi.

“Kunjungan ke Samarinda memang membaik, yang dulunya orang enggan ke Samarinda karena menempuh perjalanan dari Balikpapan. Kini semakin banyak yang melakukan kunjungan bisnis, sehingga okupansi meningkat,” katanya Rabu (7/8).

Menurutnya, pada Juni 2019 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kaltim sebesar 52,98 persen. Rata-rata pada 2019, TPK masih di atas 50 persen. Hal ini sudah cukup baik, jika dilihat secara menyeluruh. Meskipun di Kaltim masih banyak bidang perhotelan yang kesulitan. Utamanya hotel nonbintang. Okupansi hotel nonbintang di Kaltim tidak sampai 10 persen dari total kamar yang tersedia. Apalagi mereka hanya menyediakan jasa kamar, tidak ada restoran, spa, kolam renang, dan fasilitas lainnya untuk menunjang biaya produksi.

“Kalau hotel nonbintang dibutuhkan inovasi lain agar bisa berkembang,” tutupnya. (*/ctr/tom)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X