Pedasnya Harga Cabai Mereda

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 11:23 WIB

Harga cabai yang sempat melambung sepekan terakhir mulai mereda menjadi Rp 85 ribu per kilogram dari yang semula Rp 120 ribu per kilogram. Penurunan harga terjadi seiring mulai stabilnya stok dari daerah penghasil.

 

===

 

SAMARINDA–Penurunan harga cabai ini diakui sejumlah pedagang yang ditemui media ini kemarin. Sumadi, pedagang cabai di Pasar Loa Janan, mengatakan kenaikan memang sempat meresahkan para pembeli. Sebab, harga meroket menjadi Rp 100–120 ribu per kilogramnya. Menurut dia, penurunan stok dari daerah penghasil menjadi penyebab naiknya harga cabai. Penurunan produksi terjadi karena banyak petani di Sulawesi dan Jawa yang gagal panen.  

“Tapi anehnya, saat harga cabai naik, komoditas lain malah turun jelang Iduladha,” ungkapnya, Selasa (6/8). Senada, pedagang di Pasar Segiri Samarinda, Min, mengatakan harga cabai saat ini memang sudah turun tapi belum stabil. Kalau cabai keriting normalnya Rp 30 ribu tapi sekarang Rp 60 ribu per kilogram.

Kemudian, cabai tiung yang biasanya Rp 20 ribu sekarang Rp 85 ribu per kilogram. Lalu cabai merah besar normalnya Rp 30 ribu sekarang Rp 68 ribu per kilogram.  “Sebelumnya, kami memang menerima stok cabai sangat sedikit. Biasanya sekali datang bisa 20 kilogram, ini paling banyak hanya 15 kilogram. Bahkan sebelumnya lebih sedikit, karena dari distributor memang sudah membatasi pengambilan stok pengecer cabai,” tuturnya. 

Ditemui terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kaltim Heni Purwaningsih juga membenarkan harga yang sempat tinggi disebabkan penurunan stok ke Kaltim sehingga sedikit demi sedikit harga meningkat. Namun, kenaikan harga saat ini tidak ada hubungannya dengan momen Iduladha. Itu murni berkurangnya pasokan dari daerah penghasil. “Karena jika dilihat dari awal rantai distribusi sampai ke konsumen harga sudah naik,” jelasnya, kemarin (6/8).

Dia juga menjelaskan tidak ada indikasi pedagang memainkan harga jelang Iduladha dan mengambil untung lebih banyak. Menurut dia, fluktuatifnya harga cabai seperti ini merupakan hal biasa untuk daerah yang belum swasembada pangan. Di Kaltim sering mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi karena stok yang menipis dari daerah penghasil. Apalagi jika sudah lewat musim panen atau memasuki masa kegagalan panen saat musim hujan atau kemarau di daerah pemasok, pastinya stok di Kaltim berkurang.

 “Agar terlepas dari fluktuatif harga, Kaltim harus swasembada pangan,” ujarnya. Masih kata Heni, saat ini harga sudah mulai mereda seiring mulai normalnya stok. Walaupun belum terlalu signifikan, karena normalnya harga cabai di Kaltim Rp 20–30 ribu. Namun, dipastikan pasokan akan ditambah agar harga terus menurun.

“Kami targetkan harga akan normal secepatnya. Upaya peningkatan stok, dan pengecekan harga terus dilakukan,” pungkasnya. (*/ag/*/wna/ctr/tom/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X