Surplus Listrik Jadi Daya Tarik Investor

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 10:52 WIB

Meski Kaltim surplus daya listrik, pemerintah khususnya PLN tak boleh terlena. Baiknya sedia payung sebelum hujan.

 

BALIKPAPAN-Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan ibu kota negara pindah, Kalimantan pun menjadi magnet bagi para pendatang. Dari kalangan pekerja hingga pengusaha. Ketersediaan daya listrik memadai dianggap jadi salah satu modal yang bisa menarik investasi.

Dewan Penasihat DPD Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Kaltim Giman Santoso menyebut, dalam lawatannya ke sejumlah negara di Asia bulan lalu mengungkapkan, kesiapan sejumlah investor asing untuk menanamkan modal ke Kalimantan. “Khususnya di Kaltim. Mengingat Kaltim yang paling diunggulkan (jadi ibu kota negara),” ungkap Giman, kemarin (6/8).

Menurut dia, kondisi sistem kelistrikan di Kaltim yang surplus lebih dari 200 megawatt (MW) juga menjadi daya tarik investor. Untuk berbondong-bondong mengurus izin untuk bisa segera menancapkan bisnisnya di Benua Etam. “Wah mereka (investor) antusias. Apalagi listrik sudah siap,” ujar pria yang juga menjabat wakil ketua VI DPP Bidang Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) AKLI Kaltim itu.

Tapi surplus saja tidak cukup. Dengan kondisi blackout yang terjadi sebagian Pulau Jawa, Ahad (4/8) lalu, membuat PLN wajib mempertimbangkan mengenai kelancaran pasokan. Mengantisipasi kemungkinan yang bisa menimbulkan pemadaman.

“Saya setuju dengan pernyataan Pak Presiden. Dan yang saya lihat kejadian di Jawa itu akibat turunnya frekuensi. Jadi, pembangkit A dan B tak sinkron. Jadi, beruntun semua berjatuhan,” ucapnya.

Itu seharusnya dijadikan pengalaman agar tak terjadi kasus serupa di Kalimantan. Tak kalah penting kata dia, PLN menjaga kondisi jaringannya. Mengingat kondisi tanah di Kaltim labil dan rawan terjadi pergeseran. Membuat tiang listrik kerap ditemukan miring.

Selain itu, jaringan yang melewati pepohonan membuat listrik rawan padam lantaran gesekan dengan dahan atau tertimpa pohon tumbang. “Tentu di tanah yang labil diperkuat fondasinya. Dan memangkas pohon yang berdekatan dengan jaringan listrik,” ucapnya.

Dia menegaskan, ada yang wajib untuk diantisipasi pemerintah daerah. Langkah awal pemindahan ibu kota negara yang masih menggantung membuat para investor bertanya-tanya. Jika memang di Kaltim, maka harus ada kepastian soal pembebasan lahan. “Kendala di Kaltim itu hanya satu. Susahnya kalau mau membebaskan lahan,” sebut Giman.

Berbeda dengan di Pulau Jawa, kondisi tumpang-tindih lahan di Kaltim disebutnya sangat krusial. Membuat kondisi investasi dan penyelesaian proyek kerap terhambat. Contohnya saja jalan tol. Meski dinyatakan sebagai proyek strategis nasional (PSN), namun hingga kini belum rampung 100 persen karena sulitnya pembebasan lahan. “Pasti kendalanya di situ (pembebasan lahan). Kalau di Jawa itu lebih mudah,” ujarnya.

Dari pengusaha, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Brotosiswoyo ingin pemerintah melalui PLN meningkatkan dan mempertahankan pasokan listrik ke pelanggan. Khususnya yang berada di kawasan industri dan pusat perdagangan. “Perlu dijaga kestabilan dayanya,” ujar Slamet.

Biar bagaimana juga, listrik menjadi penopang utama geliat ekonomi sebuah daerah. Termasuk Kaltim dalam menghadapi pemindahan ibu kota negara. Diakuinya, kondisi kelistrikan saat ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun harus dipastikan, kondisi ini bisa bertahan. “Kami (pengusaha) ini satu jam listrik padam saja sudah kalang kabut,” sebutnya.

Dengan pemindahan ibu kota negara, dia minta pemerintah memprioritaskan pasokan daya listrik terlebih dulu. Meski belum tahu lokasi pastinya, namun efeknya tetap akan memengaruhi semua provinsi di Kalimantan. “Dengan pemindahan ibu kota negara kondisi daya listrik ini tentu kurang. Jadi memang harus dipikirkan pemerintah sejak awal,” kata dia.

Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kaltim Syafruddin mengungkapkan, meski dengan terkoneksinya Sistem Mahakam (Kaltim) dan Sistem Barito (Kalsel dan Kalteng) daya listrik menjadi surplus, namun hingga kini listrik sebagian besar hanya dinikmati masyarakat perkotaan. “Sementara masih ada 40 desa yang belum dialiri listrik,” ujarnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X