Terorisme Putih Hantui AS, Trump Ogah Beri Kecaman

- Selasa, 6 Agustus 2019 | 10:50 WIB

Presiden dituding bermain dengan bom waktu bernama rasisme. Untuk kepentingan politik. Bahayanya lebih dari yang diperkirakan.

 

WASHINGTON – Tragedi dua penembakan beruntun memunculkan ketakutan baru di Amerika Serikat. Yakni, terorisme kulit putih. Ancaman tersebut makin meresahkan karena Presiden AS Donald Trump masih ingin memainkan isu supremasi kulit putih sebagai alat politiknya.

’’Serangan ini adalah balasan dari invasi para Hispanik di Texas,’’ ujar Patrick Crusius menurut New York Times. Kalimat itu adalah pemikiran Crusius dalam manifesto online yang diunggah dalam situs 8chan.

Kalimat tersebut terdengar familier di telinga warga AS. Bukan karena kalimat serupa biasa diucapkan pelaku pembunuhan massal berpaham ultra kanan. Namun, karena kata ’’invasi’’ sering digunakan orang nomor satu di AS: Donald Trump.

Dari masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2016 hingga masa kampanye 2020, politikus Partai Republik itu menggunakan kata ’’invasi’’ untuk mengacu pada lonjakan populasi imigran di AS. ’’Kalian lihat apa yang sedang berlangsung (di perbatasan selatan AS). Itu adalah invasi,’’ ungkapnya dalam salah satu kampanye.

Crusius yakin aksi keji yang dilakukan bakal menjadi kata pengantar terhadap debat politik AS terbaru. Dia berharap Trump bisa jadi aktor yang membela kepentingan kaum supremasi putih saat debat itu terjadi.

Pada pembantaian dua hari lalu, warga Allen, kota satelit Dallas, merenggut nyawa 20 orang. Enam di antaranya merupakan warga Meksiko.

Teror kaum supremasi kulit putih bukan lagi masalah remeh. Menurut Center for the Study of Hate and Extremism (CSHE) di California State University San Bernardino, 17 di antara 22 pembunuhan ekstremis di AS dilakukan para nasionalis kulit putih.

Adapun Anti-Defamation League (ADL) melaporkan hanya satu  di antara 50 pembunuhan berkaitan motif ekstremis yang tak terkait supremasi kulit putih. Satu-satunya pengecualian adalah pembunuhan dari ekstremis Islam yang dulunya masuk lingkaran supremasi kulit putih.

’’Melawan segala bentuk terorisme adalah prioritas nasional. Termasuk ancaman terorisme kulit putih yang nyata,’’ ujar George P Bush, pejabat Texas yang masih keponakan mantan Presiden George W Bush, kepada Agence France-Presse.

Menurut lembaga analisis politik New America, ancaman dari kubu ultra kanan dalam tiga tahun terakhir jauh lebih berbahaya dari para jihadis Islam.

Sayang, AS belum menanggapi kelompok ekstremis putih tersebut secara serius. Menurut The Guardian, kabinet Trump terus memangkas anggaran terorisme domestik di Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS. Sesaat setelah tragedi bom WTC, alokasi tersebut mencapai USD 500 miliar (Rp 447 triliun).

Awal tahun ini Kementerian Keamanan Dalam Negeri menutup program yang khusus mengawasi aktivis neo-Nazi dan ultra kanan. Kemudian, lembaga tersebut membubarkan divisi intelijen yang fokus pada ancaman teror domestik. 

’’Bahkan, dalam rezim Obama pun, lembaga intelijen di AS cenderung menutup mata terhadap ancaman sayap kanan karena alasan politik,’’ ujar Robert McKenzie, peneliti dari New America.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X