Membentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas tidak cukup sekadar pintar. Perlu diimbangi dengan pendidikan karakter. Usia dini merupakan momen tepat membentuk karakter anak.
MULAI lahir, anak memerlukan pelayanan tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan. Selaku Kepala Sekolah TK Islam Al-Kautsar Fatimah membeberkan, usia dini perlu ditanamkan karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya. Sebab, secara tidak langsung, membantu menyesuaikan proses belajar. Baik intelektual, emosional maupun sosial.
“Setiap tahun ajaran baru, dalam sebulan pertama kami enggak memberikan pelajaran secara berlebih. Sebaliknya, anak didik harus melalui masa orientasi, bertujuan menyeragamkan karakter. Agar setelah sebulan, si anak terbiasa dan mudah menyerap pelajaran,” ucapnya.
Fatimah mengibaratkan seperti sayur dan mangkok. Sebelum menuangkan sayur beserta kuah, wadah atau mangkok harus siap menampung. Sama halnya anak, agar tidak kaget. Fatimah dan belasan guru lain sepakat mempersiapkan mental anak melalui program orientasi.
Berbeda dengan tingkat SMP, SMA. Orientasi yang dimaksud adalah kegiatan pembiasaan. Misal memberikan nomor setiap anak. “Nomor yang dimaksud itu nomor loker untuk menyimpan barang. Bagi anak yang datangnya cepat dan tepat waktu tentu saja akan dapat nomor yang paling kecil. Ini juga strategi kami untuk memacu anak agar datang lebih awal,” timpalnya.
Selain nomor, TK ini membatasi interaksi antara anak dan orangtua. Bahkan, perempuan yang sudah mengajar sejak 1998 itu menyarankan orangtua tidak menunggu anak selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung. “Sederhana sebenarnya, hal ini saya harapkan agar anak enggak manja. Kalau orangtuanya menunggu, pasti anak jadi rewel,” ungkapnya.
Jika hal itu terus dikenalkan, dibiasakan, dan ditanamkan rutin selama setiap hari, Fatimah percaya anak akan punya karakter kuat. Sebab, dari mandiri dan disiplin bisa menjadi investasi masa depan.
“Anak itu ulung dalam meniru. Jadi saya harap, hal-hal yang sudah kami tanamkan bisa menjadi dasar untuk lebih siap melanjuti pendidikan lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Pada rentang usia lahir hingga enam tahun anak memiliki daya tangkap berpikir tinggi, pada masa itulah sering disebut golden age. Masa anak lebih mudah menangkap rangsangan yang diberikan. Karena itu, Fatimah menjelaskan, investasi terbaik yang bisa Anda lakukan bukan memberikan harta, tapi membentuk mental dan karakter anak sejak dini. (*/nul*/rdm2/k8)