SAMARINDA–Warga bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) di kawasan RT 26 Pasar Segiri belum juga pindah. Padahal, lokasi pengerukan tepat berada di belakang permukiman yang berisi 42 kepala keluarga (KK) itu. Sebelumnya, warga beralasan masih menanti kepastian nasib mereka terkait ganti rugi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Zairin Zain memastikan, dana dampak sosial pasti diberikan. Namun, belum bisa menyebutkan berapa yang akan diterima. “Yang jelas, di atas Rp 3 juta. Ini sedang kami bahas, kan perlu perhitungan khusus bersama tim,” ujarnya, Kamis (1/8).
Mantan Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Samarinda itu mengaku, sudah menyosialisasikan hal ini di kelurahan. Bahkan, diakuinya seluruh warga diundang. Dia menegaskan, warga yang tidak memiliki surat kepemilikan lahan akan diberi dana dampak sosial. “Sedangkan bagi yang punya, akan diganti rugi sesuai dengan NJOP (nilai jual objek pajak) dan sesuai peraturan pemerintah,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan dan Pendataan, Dinas Perumahan dan Permukiman Samarinda Rizki menyebut, pihaknya telah menyampaikan, kawasan yang bisa dikerjakan adalah kawasan RT 26. Selain sudah didata, kawasan itu berseberangan dengan Gang Nibung. “Makanya kawasan itu dulu yang dikerjakan. Kalau tepi SKM sisi Gang Nibung, kebanyakan bangunan kandang ayam. Tapi, warga tetap akan dipindahkan. Sekarang belum,” singkatnya.
Sementara itu, Sekkot Samarinda Sugeng memastikan, tim sudah dibentuk sejak 25 Juli, berdasarkan arahan Gubernur Isran Noor. “Namanya Tim Terpadu Dampak Sosial. Terdiri dari TNI, Polri, Pemkot Samarinda meliputi kecamatan dan kelurahan,” jelasnya, kemarin.
Tim tersebut dipastikan mengerjakan perencanaan, pendataan hingga eksekusi. Khusus di kawasan Gang Nibung hingga Pasar Segiri dan ditargetkan akhir tahun sudah dipindahkan. Terutama di RT 26, RT 27, dan RT 28. Tidak itu saja, pihaknya juga menargetkan normalisasi sungai mati di belakang Masjid Babul Hafadzah di persimpangan Gunung Lingai. “Kan kalau dikeruk, banjir di kawasan DI Pandjaitan bisa berkurang. Aliran air lebih normal. Di sana terdapat 34 KK. Itu target kami,” akunya.
“Khusus kawasan Pasar Segiri diupayakan cepat. Makanya ada rencana mengambil langkah pemadaman listrik dan pemutusan aliran air bersih di sana. Seperti pemindahan warga bantaran SKM segmen Jembatan Letjen S Parman dan Jembatan Perniagaan,” sambungnya. (*/dq/dns/k8)