Reedukasi Pemahaman Agama

- Jumat, 2 Agustus 2019 | 10:47 WIB

Sugeng Susilo, S.H

Staf Biro Hukum Sekretariat Provinsi Kaltara

 

AKSI teror tidak pernah kunjung selesai baik di luar maupun dalam negeri. Pemberitaan melalui media cetak maupun elektronik hampir setiap bulan menghiasi media daring, halaman koran, maupun layar kaca televisi. Ini menandakan perlu pemahaman terhadap khalayak umum bahwa aksi teror merupakan sebuah tindakan yang dilarang baik secara agama maupun konstitusi. Kenapa agama dianggap ikut andil dalam aksi biadab tersebut? Sebab hampir sebagian tindakan kejahatan terorisme mengatasnamakan agama sebagai pembenaran perbuatan tersebut. Pemerintah maupun stakeholder mempunyai kewajiban untuk memberikan reedukasi guna meluruskan pemahaman yang salah melalui instansi pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan maupun lembaga keagamaan.

Indonesia sudah beberapa kali diguncang aksi brutal terorisme. Salah satunya yang paling populer dan fenomenal aksi keji dilakukan oleh Amrozi cs di Legian Bali, lebih dikenal dengan aksi Bom Bali I dan II, dan perbuatan keji yang dilakukan Amrozi cs tersebut merupakan cikal bakal munculnya Densus 88 Antiteror Mabes Polri sebagai jawaban melawan kebiadaban terorisme yang merajalela. Pada 2019 dunia diguncang dengan dua aksi brutal yang merengut nyawa orang tidak berdosa. Di antaranya, yang dilakukan Brandon Tarrant dengan menembak para jamaah Masjid al-Noor dan Masjid Linwood di Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 51 orang. Kejadian ini merupakan sejarah kelam menimpa Selandia Baru yang merupakan negara yang dikategorikan paling aman di dunia dengan tingkat kriminal paling sedikit.

Di balik tindakan brutal yang dilakukan Brandon Tarrant, dia menulis dalam manifestasinya dalam sebuah buku dengan tebal 73 halaman. Dia mengakui akan kebenciannya terhadap imigran dan orang Islam. Kedatangan imigran merupakan pelaku invasi terhadap negaranya yang mengancam eksistensi mereka terhadap pelaku ekonomi, politik, dan sosial.

Kejadian kedua adalah tindakan bom bunuh diri yang terjadi di sebuah gereja dan beberapa tempat di Sri Lanka yang menewaskan sedikitnya 207 orang pada 21 April saat hari itu merupakan Paskah yang dianggap umat Kristiani sebagai hari penuh barokah dan agung. Selang beberapa hari, Islamic State Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas tindakan bom yang dilakukan di Sri Lanka sebagai bagian serangan yang direncanakan. Dari identifikasi dan penyelidikan yang dilakukan pihak berwajib pemerintah Sri Lanka, dari tujuh pelaku bom bunuh diri terdiri dari keluarga menengah ke atas dan merupakan golongan orang terpelajar.

Terorisme sebenarnya bukan barang baru, akan tetapi menjadi luar biasa pemberitaannya setelah gedung kembar WTC (World Trade Center) diledakkan kelompok radikal Al-Qaida. Menurut pemerintah Amerika Serikat sebagai kelompok yang paling bertanggung jawab atas tindakan itu dan tidak sedikit yang menyangkal tindakan itu dilakukan oleh orang dalam sendiri. Istilah terorisme menjadi booming di telinga masyarakat setelah itu.

Membaca ensiklopedia bebas, makna deradikalisasi adalah sebuah tindakan preventif (pencegahan) atau strategi untuk mengembalikan paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan cara pendekatan tanpa kekerasan agar kembali ke jalan yang lebih moderat. Tantangan ke depan khusus untuk Indonesia yaitu aksi teror yang selalu menghantui segenap lapisan masyarakat. Sebab, tindakan-tindakan yang mengatasnamakan agama sebagai pembenaran untuk melegalkan tindakan teror kekerasan sehingga banyak kalangan masyarakat yang tidak bersalah menjadi korban kebiadaban tindakan aksi tersebut.

Karena itu, pemerintah bersama stakeholder bersama-sama melakukan reedukasi kepada masyarakat, baik yang sudah terdampak paham radikal maupun yang belum terkena agar mempunyai mind side atau paham keagamaan yang lebih  moderat. Program deradikalisasi bisa dilakukan di kampus, pondok pesantren, sekolah, lembaga pemasyarakatan, di tempat-tempat majelis taklim, masjid, dan gereja.

 

Semua agama mengharamkan aksi teror

Tidak ada satu pun agama di muka bumi ini secara sah dan legal membenarkan, menganjurkan, dan mengajarkan aksi teror, baik itu Islam, Nasrani, Katolik, Hindu, dan Buddha. Sebab penulis beragama Islam maka lebih adil dan bijak penulis menyoroti ajaran terhadap agama Islam sebagai agama yang dianut. Setelah teror 11 September yang meluluhlantakkan gedung kembar WTC (World Trade Center) di jantung kota Amerika Serikat, Islam sering dikaitkan dengan aksi-aksi terorisme biadab yang berujung menghilangkan nyawa orang dan tidak sedikit masyarakat bahkan beberapa negara fobia terhadap negara Islam atau orang Islam. Terbukti dengan visi-misi Donald Trump ketika mencalonkan sebagai kandidat presiden Amerika Serikat yaitu dengan menutup akses imigran yang ingin masuk negaranya dari negara-negara Islam.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil-alamin yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang secara tegas mengharamkan tindakan brutal terorisme. Kalau kita telaah dan kita baca kitab suci Alquran tidak akan menemukan ajaran yang secara nyata menganjurkan umatnya melakukan tindakan teror. Bahkan dalam Surah al-Maidah dengan tegas melarang keras terhadap umat Islam melakukan tindakan pembunuhan tanpa ada alasan yang menguatkan tindakan tersebut. Bahkan orang itu bagaikan melakukan pembunuhan seluruh umat di muka bumi ini, “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (QS Al Maidah: 32).

Makna jihad dan kategorinya dalam Islam

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X