SAMARINDA- Menjelang Iduladha, inflasi di Kaltim masih tergolong terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, inflasi di Bumi Etam pada Juli sebesar 0,30 persen. Lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu di angka 0,92 persen.
Kepala BPS Kaltim Atqo Mardiyanto mengatakan, seperti biasanya, jelang hari besar keagamaan pasti terjadi tekanan inflasi. Walau di Kaltim tekanannya masih sangat terkendali. Pada Juli 2019, terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 140,63 pada Juni 2019 menjadi 141,05 pada bulan Juli 2019.
"Jika dirinci menurut kota pada bulan Juli 2019, Kota Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,59 persen dengan IHK 140,15," ujarnya Kamis (1/8). Sementara Balikpapan, mengalami deflasi 0,08 persen dengan IHK 142,24.
Dia menjelaskan, Inflasi di Kaltim dipengaruhi peningkatan indeks harga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dengan inflasi sebesar 1,96 persen diikuti oleh kelompok kesehatan sebesar 0,62 persen, kelompok sandang sebesar 0,60 persen.
Kemudian kelompok bahan makanan sebesar 0,37 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,05 persen. "Sementara itu kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi sebesar minus 0,07 persen," katanya.
Menurutnya, pada Juli 2019, lima kelompok yang memberikan andil positif yaitu pendidikan, rekreasi dan olah raga dengan andil 0,129 persen, bahan makanan sebesar 0,065 persen diikuti makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil sebesar 0,041 persen, sandang sebesar 0,032 persen, kesehatan memberikan andil sebesar 0,031 persen dan perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,012 persen.
Sementara itu untuk kelompok transportasi dan komunikasi memberikan andil negatif yaitu sebesar minus 0,012 persen. "Pada bulan Juli Kaltim mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Sedangkan pada periode yang sama dua tahun sebelumnya yaitu pada Juli 2018 mengalami inflasi sebesar 0,92 persen dan pada Juli 2017 mengalami inflasi sebesar 0,12 persen," pungkasnya. (*/ctr/ndu)
