The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Kembali Terpuruk

- Jumat, 2 Agustus 2019 | 10:26 WIB

JAKARTA – Langkah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin membuat nilai tukar rupiah melemah. Pada perdagangan pasar Kamis (1/8) sore, uang garuda berada di level Rp 14.116 per dolar AS (USD) atau melemah 0,67 persen jika dibandingkan penutupan Rabu (31/7), yakni Rp 14.022 per USD.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat rupiah di posisi Rp 14.098 per dolar AS atau lebih rendah dibanding kemarin, yakni Rp 14.026 per dolar AS.

Tak hanya rupiah, kemarin sebagian besar mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia melemah 0,45 persen, yuan Tiongkok melemah 0,29 persen, rupee India melemah 0,39 persen, yen Jepang melemah 0,28 persen, peso Filipina melemah 0,62 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,47 persen.

Namun, dolar Hong Kong tercatat menguat 0,02 persen dan baht Thailand menguat 0,14 persen terhadap dolar AS. Di sisi lain, pergerakan mata uang negara maju malah terbilang bervariasi terhadap dolar AS. Dolar Australia menguat 0,1 persen, namun poundsterling Inggris melemah 0,34 persen dan euro melemah 0,27 persen.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah terkapar setelah The Fed menurunkan suku bunga acuan. Hanya, setelah itu, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed tidak akan melakukan penurunan suku bunga secara agresif. Keputusan The Fed ini mengundang reaksi Presiden AS Donald Trump. Di dalam cuitannya, ia menganggap Powell telah mengecewakannya, meskipun The Fed mengatakan tidak akan menerapkan kebijakan moneter yang ketat.

"Bisa jadi ini adalah penurunan yang terakhir sebelum ada kebijakan serupa yang tidak terjadi dalam waktu dekat," jelas Ibrahim, Kamis (1/8).

Lebih lanjut ia menuturkan pasar juga mempertimbangkan iklim investasi di Inggris setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berencana untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa tanpa ada perjanjian perdagangan (no-deal Brexit). "Selain meningkatnya risiko Brexit tanpa kesepakatan, pasar juga akan fokus ke pertemuan Bank Sentral Inggris Kamis (1/8)," tandasnya.

Sejalan dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada penutupan perdagangan Kamis (1/8). Indeks saham ditutup di level 6.381 turun 8,96 poin atau 0,14 persen. RTI Infokom mencatat investor membukukan transaksi sebesar Rp 9,77 triliun dengan volume 15,52 miliar saham.

Sementara, pelaku pasar asing tercatat beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp124,79 miliar. Pada penutupan kali ini, 192 saham bergerak menguat, 239 turun, dan 132 lainnya tidak bergerak. Kemudian, indeks sektoral mayoritas melemah dengan sektor properti anjlok paling dalam sebesar 1,29 persen.

IHSG melemah bersama mayoritas indeks saham Asia. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,76 persen dan Kospi Index di Korea Selatan turun 0,36 persen. Sedangkan indeks Nikkei225 di Jepang naik 0,09 persen. Sementara itu, indeks saham di Eropa bergerak variatif. Indeks DAX di Jerman turun 0,11 persen dan FTSE100 di Inggris turun 0,27 persen. Sedangkan indeks CAC All-Tredable di Perancis naik 0,20 persen. (ndu2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X