JAKARTA – Kekeringan yang melanda wilayah Indonesia dilaporkan telah menjangkau lebih dari 2 ribu desa di seluruh indonesia. Sementara itu, Kementerian Pertanian melaporkan setidaknya 20 ribu hektar lahan pertanian telah mengalami puso dan dipastikan gagal panen.
Plh. Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo mengungkapkan sampai saat ini kekeringan tercatat telah menyebar ke 2.347 desa di 7 Provinsi di seluruh Indonesia. Meliputi 695 kecamatan di 95 kabupaten. “Paling parah sampai saat ini memang wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” jelas Agus di gedung BNPB kemarin (31/7).
Dalam prediksi BMKG, hari tanpa hujan (HTH) yang menaungi atmosfir Jawa, Bali dan Nusa Tenggara mencapai kategori ekstrim. Yakni antara kisaran 60 hingga 120 hari.
Agus mengatakan, disamping itu sudah sekitar 20 ribu hektar lahan yang terancam gagal panen. “BMKG memperkirakan musim kering bisa sampai September-Oktober. Baru bulan Juli saja sudah ekstrim seperti ini. maka dari itulah, Presiden memerintahkan agar ada operasi hujan buatan,” jelasnya.
Sampai saat ini, operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah disiapkan di dua base operasi yakni di Lanud Halim Perdanakusuma dan di Bandara El Tari Kupang. Namun sampai saat ini operasi belum bisa dilakukan. “Kami masih proses pengajuan untuk pesawat nya ke TNI,” jelasnya.
Kepala Bidang TMC Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jon Arifianto mengungkapkan, bahwa sampai saat ini semua alat pendukung dan bahan persemaian awan sudah tersedia sesuai kewenangan BPPT.
Namun, pesawat untuk operasi TMC belum siap. “Saat ini terus kami pantau dan dorong kesiapan/ketersediaan armada pesawat terbang yang sedang dikoordinasi BNPB dan TNI,” jelasnya. Meski operasi TMC di Jawa. Bali dan Nusra masih terkendala, Jon mengatakan untuk operasi TMC karhutla di Riau masih terus berlangsung hingga saat ini.(tau)
