Berebut Isi 1.013 Lowongan

- Selasa, 30 Juli 2019 | 12:00 WIB

Ribuan orang pencari kerja (pencaker) memenuhi Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC/Dome) Balikpapan, Senin (29/7). Berebut mengisi 1.000 lebih lowongan.

  

BALIKPAPAN - Hari pertama penyelenggaraan Job Market Fair (JMF) 2019 ini sukses menarik animo warga Kota Minyak yang bermisi mencari kerja. Kali ini, Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Balikpapan menghadirkan 86 perusahaan yang berpartisipasi dalam JMF. Setidaknya tersedia 1.013 lowongan pekerjaan dengan 90 jabatan.

 Kepala Disnaker Balikpapan Tirta Dewi menuturkan, kegiatan ini terus digelar sebagai ajang mempertemukan pencaker dengan perusahaan. Manfaatnya tidak hanya bagi pencaker. Perusahaan juga bisa mengetahui latar belakang pendidikan dan wawancara langsung dengan pencaker. Sehingga perusahaan benar-benar bisa mendapat pekerja sesuai kebutuhan.

 Dia bersyukur meski kondisi ekonomi di Kota Minyak belum terlalu stabil, namun kenyataannya tidak menyurutkan antusiasme perusahaan untuk berpartisipasi dalam JMF. Walau memang dia mengakui jumlah lowongan yang tersedia lebih sedikit dibanding event serupa tahun lalu. JMF sebelumnya membuka 1.600 lowongan dari 90 perusahaan.

 "Tapi yang ada sekarang sudah cukup membahagiakan, masih ada lowongan pekerjaan ditawarkan oleh perusahaan," ucapnya. Bahkan jumlah perusahaan yang berpartisipasi sudah melebihi target. Sementara itu, lowongan yang tersedia sebagian besar masih bergerak di bidang perdagangan dan perhotelan.

 Totalnya ada 36 perusahaan. Sisanya lowongan dari pendukung tambang, finance, jasa keuangan, pembangunan, transportasi, dan lainnya. Artinya perusahaan dari berbagai sektor sudah memberikan peluang kerja.

Dia menjelaskan, lowongan kerja yang tersedia didominasi untuk para pencaker lulusan SMA/SMK. Tepatnya sebesar 768 lowongan dari 1.013 lowongan. Kemudian lowongan bagi diploma sekitar 178. Serta sisanya untuk S-1 sebanyak 90-an. Tirta mengingatkan agar pencaker dapat memilah pekerjaan yang potensial sesuai kemampuan dan latar belakang pendidikan.

 "Jangan ikut-ikutan teman hanya karena melihat sisi penghasilannya. Jadi harus sesuai bidang keahlian, cerdas sebagai pelamar," imbuhnya. Menurutnya, soal penghasilan tetap diukur dari jenjang pendidikan. Kemudian mereka yang memiliki keterampilan, keahlian, dan sertifikasi khusus membuat penghasilan berbeda. Sebab setiap perusahaan memiliki struktur dan skala upah.

 Hal yang terpenting upah tidak boleh di bawah dari UMK Balikpapan saat ini dengan nominal Rp 2.828.601,66. Sepanjang punya keahlian di bidang khusus, maka bisa menentukan nilai jual. "Tapi kalau hanya bermodalkan sarjana, perusahaan juga bisa berpikir. Harus ada sertifikasi yang menandakan kompetensinya," sebutnya.

 Berdasarkan data BPS Balikpapan pada 2018, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Beriman sebesar 9,52 persen atau 29.448 orang. Di mana, angka pengangguran sebagian besar masih didominasi lulusan SMA/SMK. Pengangguran level SMA/SMK ini lebih dari 50 persen jumlah TPT. "Bayangkan setiap tahun lulusan sekolah 11 ribu orang. Tidak semua lanjut ke perguruan tinggi," tuturnya.

 Mengatasi masalah itu, rencananya Disnaker akan lebih banyak memberikan penyuluhan dan bimbingan pengantar kerja bagi siswa yang SMA/SMK yang berada di kelas XII. Harapannya mereka bisa menyiapkan diri agar bisa diterima di dunia kerja. Jika begitu bisa saja event JMF di masa mendapat lebih kecil. Sebab Disnaker menurunkan personel langsung face to face ke sekolah.

 Dengan begitu, lulusan SMA/SMK tinggal membuat kartu kuning dan memantau informasi lowongan melalui smartphone. "Kami sudah siapkan sistem informasi tenaga kerja (Siska). Sementara ini juga ada info di media sosial Disnaker," ujarnya. Setelah JMF, pihaknya membuka pelatihan dalam waktu dekat, yaitu mechanical alat berat dan scaffolding yang mendukung proyek Pertamina.

 Berdasarkan pantauan JMF, kemarin, pelamar sudah mulai menyerbu Dome sejak pukul 09.00 Wita. Antrean panjang terlihat di booth perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, mereka dengan sabar mengisi data diri pelamar. Sebagian besar yang datang pada JMF merupakan pelamar lulusan SMA/SMK dan fresh graduate S-1. Namun, ada pula mereka yang sudah berpengalaman.

 Contohnya yang dilakukan Gunawan. Dia sudah berpengalaman sebagai tenaga pengajar di Surabaya dan Malang. Setelah bekerja di Jawa Timur sekitar lima tahun, kini dia memilih mencari peruntungan di Balikpapan. Alasannya karena dia ingin kembali ke kota asalnya. "Dulu setelah kuliah di sana, langsung kerja. Sekarang sudah pulang ke Balikpapan dan masih cari lowongan di bidang pendidikan," tutupnya. (gel/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X