Relokasi RS Sayang Ibu Mental

- Senin, 29 Juli 2019 | 13:54 WIB

Masalah harga lahan jadi faktor utama penghambat relokasi Rumah Sakit Khusus Bersalin Sayang Ibu. Harga yang dipatok pemilik lahan rencana relokasi jauh di atas harga pasaran, jika mengacu hasil kajian appraisal.

 

 

BALIKPAPAN – Rencana merelokasi Rumah Sakit Khusus Bersalin Sayang Ibu ke lokasi yang lebih representatif, mental. Pemilik lahan di lokasi yang diincar, mematok harga yang dianggap terlalu tinggi.

“Pemilik lahan mematok harga lebih tinggi dari yang ditawarkan. Sesuai dengan kajian dan appraisal harga di pasaran yakni Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta. Pemilik lahan minta Rp 1,8 juta per meter,” ungkap dr Indah Puspita Sari, direktur RS Khusus Bersalin Sayang Ibu. Luas lahan yang ditaksir untuk pembebasan sekitar 1,2 hektare.

Rumah Sakit Khusus Bersalin Sayang Ibu terletak di Kebun Sayur, Balikpapan Barat. Berdiri di atas tanah seluas 1.235 meter persegi. Dengan bangunan berlantai dua. Di lantai dasar seluas 762,38 meter persegi dan lantai dua seluas 492, 68 meter persegi. Setiap bulan tercatat lebih dari 100 angka kelahiran di rumah sakit ini.

Sebelumnya, rumah sakit ini berasal dari Puskesmas Persalinan Sayang Ibu. Lalu mendapat peningkatan status menjadi Rumah Sakit Khusus Bersalin Sayang Ibu Kelas B, melalui keputusan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 dan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Tahun 2009.

Rumah sakit ini pun telah memenuhi standar pelayanan rumah sakit, serta meraih penghargaan sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) terbaik pertama tingkat provinsi dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta Menteri Kesehatan RI pada Desember 2012.

Selanjutnya, Juli 2014, rumah sakit yang dipimpin dr Indah Puspita Sari ini juga mendapatkan penghargaan predikat kepatuhan standar pelayanan berdasarkan surat keputusan Obudsmen RI Nomor : 486/ORI-KPP/VII/2014. Ini pula yang memicu wacana relokasi bangunan.

Sejak 2014, telah dilakukan kajian dalam upaya pembebasan lahan. Hanya saja, pemindahan bangunan ke lapangan bola di wilayah Jumpi, Baru Ulu kini tinggal wacana.

Sebenarnya, dari kajian yang ada, terdapat tiga lokasi yang memungkinkan untuk relokasi. Selain Jumpi, lokasi kedua yakni eks Bioskop Jaya di Baru Tengah. Namun, kata Indah, pemilik lahan mematok harga sangat tinggi. Harga yang ditawarkan Rp 5 juta per meter pada 2014. Sedangkan lokasi ketiga ada di Margo Mulyo. Daerah tersebut berada di dekat hutan mangrove dan sangat rawan.

Padahal, dengan relokasi bangunan ke Jumpi diharapkan mutu pelayanan rumah sakit dapat meningkat, sekaligus memberikan citra positif di mata masyarakat yang sudah menggunakan layanan rumah sakit ini turun-temurun.

Maret lalu, Indah sempat bertemu dengan pemilik lahan di Jumpi tersebut. Namun hingga saat penyerahan berkas berita acara di bulan Juli ini, si pemilik yang merupakan seorang pengusaha bersikukuh mematok harga Rp 1,8 juta per meter.

“Sebenarnya tidak harus di barat. Utara yang ke arah barat juga memungkinkan untuk relokasi. Asal ada akses transportasi,” ujarnya.

Indah menambahkan, dari perkembangan yang ada, lahan rumah sakit kini begitu terbatas. Sehingga tidak dapat dilakukan perluasan. Jumlah kamar rawat inap yang dimiliki hanya ada 15 ruangan. Untuk kamar kelas tiga terdapat 2 ruang yang masing-masing diisi 3 tempat tidur. Terdapat 4 ruang kelas dua, dengan jumlah 8 tempat tidur

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X