Perempuan cantik kerap dikaitkan dengan tubuh langsing, tinggi, dan kulit putih layaknya model. Dari hal-hal yang kerap diperhatikan rupanya berlabuh pada sebuah pertanyaan yang biasanya dilontarkan bagi perempuan berkulit sawo matang. Haruskah cantik didasari dengan warna kulit yang putih?
DISAMBANGI Kamis (25/7) petang, dokter Sy Halida hanya bisa tertawa mendengar stigma mengenai kecantikan yang terus berkembang di masyarakat. Seraya tersenyum, Halida menjelaskan bahwa perempuan yang cantik itu bukan yang memiliki kulit putih melainkan sehat.
“Udah enggak kehitung deh banyaknya pasien yang pernah saya jumpai saat datang pasti blak-blakan minta putih. Kalau menghadapi pasien yang seperti itu, tentu saja dengan rasa yang enggak pernah bosan, saya menjelaskan bahwa kecantikan tidak harus dikaitkan dengan putih,” ucapnya.
Halida tak bisa mengelak, paradigma tentang kulit putih sebagai standar kecantikan masih marak diyakini beberapa perempuan Indonesia. Namun, bukan berarti dia membiarkan para perempuan terlena dengan standar salah.
Sebab, bagi dia, perempuan yang tampil cantik itu adalah mereka yang memiliki kulit sehat. “Padahal, perkara warna kulit tak sepenuhnya menentukan menarik atau tidaknya seseorang. Kemampuan berbusana, kelihaian menggunakan make-up, hingga pembawaan diri, bisa jadi faktor-faktor yang memengaruhi. Yang pasti, Anda yang berkulit sawo matang pun bisa terlihat memesona,” tambahnya.
Usut punya usut, paradigma ini rupanya diperkuat dengan tayangan berbagai iklan di televisi Tanah Air. Memperlihatkan secara jelas bahwa kulit “lebih cerah” adalah dambaan kecantikan perempuan. Tak luput dengan gambar before after, atau foto transisi dari seseorang berkulit gelap tiba-tiba putih bersinar.
“Sebagai tenaga medis yang berkecimpung dalam dunia kecantikan, saya juga tidak melarang kalau ada yang ingin tampil cantik dengan kulit putih sebagai standar. Tapi, jangan sampai menghalalkan segala cara demi meraih goals kulit putih lho ya,” ingatnya.
Ada kalimat yang sering kita ungkapkan saat disuruh menilai tentang kecantikan seseorang, “cantik itu relatif”. Dengan maksud bahwa setiap orang memiliki persepsi berbeda mengenai keindahan.
Tak ada yang perlu malu, perempuan alumnus CIBTAC itu membeberkan kelebihan kulit sawo matang hingga kulit cenderung gelap. Yakni, minim risiko kanker kulit. Lantaran orang berkulit gelap memiliki lebih banyak melanin sehingga lebih tahan terhadap efek berbahaya dari sinar matahari. Misalnya, mengalami luka bakar, penuaan dini, hingga kanker kulit.
“Tetapi, bukan berarti tak perlu memakai krim pelindung dari sinar matahari, ya. Kita pun tetap perlu memakainya tapi cukup dengan krim yang mengandung SPF lebih rendah dibanding SPF untuk mereka yang berkulit putih,” ungkapnya. (*/nul/rdm/k16)