Asuransi, Mempersiapkan demi Kebaikan Masa Depan

- Senin, 29 Juli 2019 | 09:40 WIB

DIANGGAP belum menjadi kebutuhan utama dan tidak terdesak, banyak orang enggan berasuransi. Padahal, asuransi menjadi pelimpahan risiko ketika suatu saat seseorang mengalami perubahan pada hidupnya. Entah itu masa tua, kesehatan, kematian, bahkan pendidikan. Padahal, mempersiapkan segalanya sejak jauh hari justru membawa kebaikan ke depannya.

Hal itu disadari Admadi Prio. Dia membeli asuransi pada 2009. Awalnya mendapat informasi dari seorang teman sampai akhirnya ikut bergabung. Tak sembarangan, Prio memiliki pertimbangan tertentu sebelum memilih perusahaan. Di antaranya, melihat aset perusahaan dan risk based capital (RBC), rasio solvabilitas untuk mengukur tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahanan asuransi.

Makin besar rasionya, makin sehat perusahaan itu. Terakhir, seberapa besar kemampuannya membayar klaim nasabah. Menilai perusahaan itu berkualitas atau tidak, bisa diketahui dari RBC. Apakah setiap tahun selalu memublikasikan laporan keuangan?

“Awalnya sempat ragu karena banyak cerita orang tentang keburukan asuransi. Contoh, klaimnya susah. Ternyata setelah ditelaah, dibayar atau tidaknya suatu klaim ada sebab yang kebanyakan nasabah tidak tahu atau tidak mau tahu,” jelasnya.

Dia memilih asuransi jiwa, kesehatan, pensiun, dan bebas premi. Dia memiliki harapan untuk jangka panjang dengan asuransi. Selain dia bisa mendapat proteksi, juga mendapat nilai tunai untuk masa pensiun. Baginya, asuransi penting untuk mem-backup dari rekening utama jikalau terjadi risiko yang tidak diinginkan. Prio berkomitmen saat berasuransi sehingga sama sekali tak merasa diberatkan. Bagi dia, itu sudah menjadi kewajiban yang harus dimiliki demi melindungi aset dan keluarganya.

“Selama ini kewajiban membayar premi selalu rutin saya lakukan. Sekalipun ada kendala, saya memilih cuti premi dulu saja. Pastinya, saya juga banyak bertanya dengan agen seperti cara klaim, hal-hal apa yang dibayar, ditanggung atau tidak, dan sistem kerjanya,” imbuh pria 41 tahun itu.

Penawaran dari agen rupanya cukup membuat Prio yakin membeli asuransi. Selain itu, apa yang ditawarkan sesuai tujuan dan manfaat yang dia cari. Awalnya, pihak keluarga tak langsung memahami keinginan Prio berasuransi. Lambat laun, mereka mulai paham dan mendukung. Cara Prio menjelaskan manfaat dan pentingnya asuransi adalah menyadarkan mereka bahwa sesuatu bisa saja terjadi di kemudian hari. Asuransi adalah solusi untuk menjawab ketidakpastian tersebut dan mengalihkan risiko.

“Manfaat yang dirasakan cukup besar. Contohnya ketika anak saya butuh perawatan, tidak perlu bingung lagi dengan biaya rumah sakit serta saya dapat menentukan pilihan untuk rumah sakit terbaik selama perawatan,” beber pegawai swasta itu.

Menurut dia, edukasi terkait asuransi harus terus disebarkan kepada masyarakat luas. Prio yang berstatus sebagai kepala keluarga juga mengimbau kepala keluarga lainnya untuk berasuransi. Bagaimana pun juga, keluarga akan kesulitan saat pencari nafkah meninggal atau tidak bisa bekerja secara total lagi. Menurut dia, asuransi hadir untuk membantu. (*/ysm*/rdm2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X