Untuk Bertahan, Ini yang Dilakukan Taksi Bandara Aero Cab

- Senin, 29 Juli 2019 | 09:29 WIB

BALIKPAPAN – Nasib bisnis transportasi taksi konvensional di Kota Minyak semakin sulit. Setelah digempur dengan angkutan online, kali ini ujian datang dari penurunan atau sepinya penumpang pesawat udara di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan.

Manager Aero Cab Alex Adam mengatakan, perjuangan perusahaan transportasi taxi untuk tetap hidup sekarang ini susah. Harus pintar melihat peluang dan strategi pasar. Sebab saat ini pasarnya sudah tergerus dengan adanya transportasi online.

“Pada semester I lalu kinerja kami tidak lebih baik dari tahun lalu. Kalau strategi untuk menghindari penurunan penumpang akibat transportasi online sudah kami lakukan. Sekarang kami mencari solusi karena terjadi penurunan penumpang (di Bandara SAMS Sepinggan) sejak beroperasinya Bandara APT Pranoto, Samarinda,” terangnya.

Ia menjelaskan, pangsa atau trayek tujuan ke Samarinda ini potensinya cukup banyak. Per bulan bisa 80-100 trayek. Sekarang turun hingga 20 persen. Penurunan ia prediksi bakal terus berlanjut karena jumlah penumpang di Samarinda terus tumbuh. Sebaliknya di Balikpapan justru terus tergerus.

Saat ini, ia menyampaikan, pemesanan transportasi dari jasa pemesanan Aero Cab sehari sekitar 8 trayek. “Kalau kami terbantu karena kami beroperasi di Bandara. Potensi penumpang masih ada. Sedangkan perusahaan taksi lainnya sekarang ini susah. Bisa kita lihat taksi di pusat keramaian sudah sepi,” bebernya.

Untuk mengatasi penurunan itu, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi. Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan ekspansi atau kerja sama dengan bandara lainnya. Tahun ini potensi terbesar ke Banjarmasin. “Kami melihat peluang di Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor cukup baik,” bebernya.

Selain itu, saat ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan transportasi online, Grab. Mereka juga memberikan fasilitas kepada driver plat hitam yang masuk dalam Grab supaya bisa masuk bandara. Sekitar 50 unit mobil sudah terdaftar. Melalui aplikasi Grab, mereka bisa mengambil penumpang dari bandara. Jadi, masyarakat bisa mendapat unit kami atau unit dari driver plat hitam.

“Sesuai aturan pemerintah, kami bisa memfasilitasi agar driver bisa memiliki izin. Jadi mereka yang tidak berizin bisa jadi resmi. Skemanya share profit. Itu bakal membantu mereka untuk mendapat izin sesuai aturan pemerintah,” jelasnya.

Diketahui, PT Angkasa Pura I Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan sepanjang semester I mencatat penurunan jumlah penumpang pesawat. Penumpang tergerus hingga 28,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Communication and Legal Section Head PT AP 1 Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Andanina Megasari mengatakan, sepanjang periode semester I pihaknya mengalami penurunan penumpang dan jumlah flight yang datang dan pergi. “Total penumpang di Balikpapan sebesar 2.624.000 penumpang. Pergerakan pesawat turun 14,8 persen,” ucapnya.

Ketua Organda Balikpapan, Mubar Yahya, berharap aturan izin operasional transportasi online atau daring harus dipertegas. Peraturan taksi online, yaitu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 11 Tahun 2018 tentang Penyelenggaran Angkutan Sewa khusus sudah mulai berlaku pada Juni 2019. Hal itu enam bulan setelah peraturan tersebut terbit.

Apabila batas waktu habis, maka dapat dilakukan tindakan tegas terhadap transportasi online yang tidak memiliki izin. “Kami minta jangan lagi ditunda-tunda, tegakkan aturannya. Saat ini ada ribuan taksi online beroperasi di Balikpapan. Jika angkutan umum konvensional mengikuti aturan, maka sudah seharusnya angkutan online juga mengikuti aturan,” tegasnya. (aji/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X