Jagoannya Kalah, PKS Sudah Prediksi

- Jumat, 26 Juli 2019 | 21:24 WIB

 

SAMARINDASengkarut pemilihan wakil wali kota (Wawali) Samarinda berakhir, Kamis (25/7). Barkati akhirnya terpilih menggantikan almarhum Nusyirwan Ismail yang meninggal pada 27 Februari 2018. Dari pemilihan wawali di DRPD, sebanyak 35 dari 45 suara dikantongi Barkati. Angka itu mengantarkannya duduk di kursi Samarinda II. Mendampingi Wali Kota Syaharie Jaang hingga 16 Februari 2021.

Pemilihan lewat parlemen berjalan mulus tanpa ketegangan berarti. Interupsi sempat mengemuka dari M Tahrir, ketua Komisi III DPRD Samarinda yang menyoal panitia seleksi (pansel) wawali tidak menyediakan duplikat tata cara pemilihan sesuai tata tertib (tatib) DPRD Samarinda. Mestinya, sambung dia, pansel menyediakan salinan tata cara itu. “Apalagi pasti semua anggota yang hadir tak semua hafal tatib itu,” tuturnya sebelum pencoblosan dua kandidat wawali dihelat, Kamis (25/7).

Namun, ketua pansel wawali Joha Fajjal menilai, hal itu sudah diterangkan secara terperinci dalam rapat pimpinan DPRD Samarinda dan diteruskan ke setiap komisi dan fraksi. “Karena itu, kami tak siapkan tatib,” ungkapnya menjawab interupsi itu. Selanjutnya, seperti yang diduga Budiman, pengamat politik asal Universitas Mulawarman (Unmul), jika pemilihan dengan pola keterwakilan seperti ini jarang menimbulkan riak.

Sebanyak 45 legislator hadir dalam paripurna pemilihan. Tak ada yang mengugurkan suaranya dalam rupa tanpa pilihan. Jumlah suara terbagi, Barkati memperoleh 78 persen suara parlemen atau 35 anggota DPRD Samarinda memilihnya untuk mengisi kursi Samarinda II yang kosong nyaris 34 bulan lamanya. Sementara sisanya, menjatuhkan dukungan kepada Arif Kurniawan. Selepas paripurna, Joha Fajjal menerangkan hasil pencoblosan di DPRD itu berupa keputusan dewan yang bakal diteruskan ke Kemendagri untuk dibuatkan ketetapan pengangkatan Barkati sebagai wawali Samarinda.

“Kami tak tahu kapan dilantiknya. Harapannya sebelum 17 Agustus nanti dan Gubernur (Isran Noor) yang bakal melantik,” tutur politikus NasDem itu. Viktor Juan, ketua DPC Demokrat Samarinda puas akan hasil pemilihan itu mengingat calon yang diusung partai berlambang mercy itu memiliki nilai plus di mata legislator. “Kader Demokrat di DPRD memang saya instruksikan untuk mendukung penuh jagoan kami. Hasilnya melebih ekspektasi,” sebutnya.

Viktor pun menegaskan, Barkati harus bekerja keras, bahu-membahu menuntaskan visi-misi JaaNur (Jaang-Nusyirwan) jilid II hingga masa jabatan berakhir 2021 mendatang. “Khususnya banjir,” katanya. Barkati pun tak bisa menyembunyikan kegembiraannya karena pilihan dewan jatuh ke dirinya. Sebesar 78 persen suara dewan yang diperolehnya jelas menjadi tolok ukurnya untuk beraksi membenahi masalah klasik Samarinda.

“Insyaallah selama ada kemauan dan kemampuan. Saya akan maksimal jalankan amanah ini,” sebutnya. Dalam benaknya, persoalan banjir yang saban tahun ada, kesehatan, hingga kualitas SDM di lingkungan Pemkot yang bakal ditanganinya selepas dilantik nanti. Tentu, menyesuaikan dengan visi-misi JaaNur jilid II. “Jangan adalagi cibiran biar bapak senang. Sementara realita enggak begitu. Harus all out bekerja,” katanya.

Disinggung soal terpilihnya sebagai wawali ini bisa menjadi modal untuk bertarung pada pemilihan wali kota Samarinda 2020 nanti. Barkati enggan berandai-andai. “Keinginan ada tapi politik itu kan cair. Lihat dinamikannya seperti apa,” tutup pria kelahiran 9 Januari 1969 itu.

 

PKS Legawa, Akui Terbatas Waktu

Arif Kurniawan legawa atas 10 dukungan yang digapainya. Dia pun mengaku kekalahan ini sudah diprediksi sebelum berlaga. Langkahnya terbilang berat lantaran pergantian dari Sarwono ke dirinya untuk diusung sebagai kandidat wawali terjadi pada detik-detik terakhir. “Enggak sampai sebulan. Komunikasi politik sudah kami maksimalkan dan bersyukur dengan hasil yang didapat saat ini. Satu suara dari kawan-kawan DPRD jelas sangat berharga dan saya didukung 10 orang,” tuturnya.

Selain itu, kata Arif, dunia politik memang begitu cair. Kalah menang pun sudah biasa ketika berlaga. Lagi pula, dalam pemilihan ini dirinya legawa siapa pun yang terpilih. “Karena tujuan awalnya untuk memastikan adanya wakil Pak Jaang di Balai Kota menjalankan roda pemerintahan,” tegasnya. Dimyati Mustofa, ketua DPW PKS Samarinda pun puas dengan hasil jagoan yang diusung. Kendati kemenangan tidak direngkuh. Polemik internal yang berujung friksi hingga minim waktu memang jadi kendala.

Komunikasi lintas partai hingga individu setiap dewan dikebut partai dakwah itu, tapi aral yang ada memang menyiratkan kekalahan mereka. “Enggak masalah. Ini kan juga tetap jadi modal politik berharga. Baik secara partai maupun Pak Arif sendiri yang notabene sekretaris DPW PKS Kaltim,” singkatnya. (*/ryu/riz/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X