Melihat Kemajuan Ekonomi Vietnam, Kaltim Bisa Meniru asal Ramah Terhadap Investor

- Kamis, 25 Juli 2019 | 13:02 WIB

Perkembangan ekonomi Vietnam dalam 10 tahun terakhir cukup pesat. Bahkan, bisa dibilang sudah mengungguli Indonesia. Kaltim diharapkan bisa meniru apa yang dilakukan Vietnam, khususnya terbuka dan responsif terhadap investor.

 

PEKAN lalu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat berkesempatan mengunjungi Vietnam. Tepatnya ke kota Ho Chi Minh yang disebut-sebut sebagai pusat industri di negeri berlambang satu bintang tersebut.

Dia mengungkapkan, Vietnam bukan negara lama yang sudah maju. Dulu, kondisinya sama saja dengan Indonesia. Tetapi, belakangan ini kemajuan ekonomi di sana cukup pesat. Bahkan industri manufaktur yang ada di Indonesia banyak yang pindah ke Vietnam. “Bahkan dalam waktu dekat ini pariwisata Indonesia bakal diungguli oleh Vietnam,” ungkapnya.

Yaser menjelaskan, saat ini Vietnam sudah meninggalkan pendapatan dari sumber daya alam. Mereka mengembangkan sektor industri fashion, manufaktur, pariwisata, dan lainnya. Untuk menggerakkan sektor itu, Vietnam menerapkan kebijakan yang ramah kepada investor. “Meski masuk negara komunis, tetapi untuk investor mereka sangat terbuka, ramah, dan memberi kepastian yang jelas,” terangnya.

Bak gayung bersambut, yang diinginkan pengusaha ini memang berupa kepastian. Vietnam bisa menciptakan itu. Dari sisi perizinan sangat pro investor. Tidak seperti di Kaltim atau di Indonesia, yang katanya satu pintu nyatanya banyak pintu yang jebol. Kemudian, kepastian atau kejelasan bagi investor tidak ada.

“Seolah-olah tidak niat. Dari situ investor enggan melirik. Dari sisi pembangunan juga tidak jelas. Wajar investor kurang melirik daerah kita. Padahal, kalau ditanya masalah lahan di Kaltim masih terbuka lebar. Banyak lahan kosong,” kata Yaser.

Ia menilai Indonesia atau mengerucut di Kaltim sudah tertinggal dari Vietnam dalam hal rantai industri global. Padahal seharusnya, jumlah sumber daya manusia yang kita miliki bisa menarik investor asing untuk datang ke Indonesia. Karena itu, Yaser menyarankan Kaltim untuk tidak menghalangi investor asing datang. Sebaliknya, pemerintah harus fleksibel agar investor tertarik untuk datang.

“Secara sederhana perizinan di tempat kita dikenal oleh para investor baik dalam negeri maupun asing, perizinan itu tidak ada pengawalan sama sekali. Investor datang, dia pergi ke BKPM atau PTSP daerah, ya sudah. Dia urus satu per satu. Urus satu, baru yang lain," katanya.

Indonesia juga tergolong terlambat dalam industri global, karena Vietnam berhasil bekerja sama dengan Samsung untuk membangun pabrik di sana. “Mereka berhasil menarik Samsung masuk ke negaranya. Itu capaian yang luar biasa," katanya.

Ia menjelaskan, Vietnam berhasil melakukan loncatan berarti dengan bekerja sama Samsung yang sudah berjalan tiga tahun belakangan ini. "Trade mereka terus terang dikenal dengan Samsung effect," ujarnya. Vietnam juga sudah lebih terbuka terhadap investor asing. Mereka membangun pabrik, produksi lebih banyak dan mereka menjadi bagian dari global value change.

Yaser mengungkapkan investor domestik juga banyak yang pindah ke Vietnam karena iklim bisnis di sana lebih menarik. Ia mencontohkan infrastruktur adalah daya tarik yang besar untuk investor. "Apabila infrastruktur sudah bagus, investor mau datang. Tetapi jika (infrastruktur) belum bagus, orang juga malas," kata dia.

Catatan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju diperkirakan melambat menjadi 2 persen pada 2019 dari 2,2 persen pada 2018. Perlambatan tersebut di antaranya karena bank-bank sentral utama terus menarik kebijakan moneter akomodatif mereka. Vietnam, nyatanya tahun lalu bisa tumbuh hingga 6,5-7 persen.

Selain itu, sumber daya manusia di Vietnam juga terampil. Biaya hidup di sana juga lebih rendah dibanding Indonesia. Padahal secara mata uang Indonesia lebih mahal ketimbang Vietnam.

“Dari sisi pariwisata, di Vietnam sudah lebih maju juga. Tempat kita, hanya angan-angan. Di sana pariwisata dijaga sangat bersih bahkan tempat sejarah mereka disulap menjadi area pariwisata yang bagus,” terannya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X