SAMARINDA- Akselerasi pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I 2019 belum diiringi intermediasi perbankan. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di Bumi Etam mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya.
Total DPK perbankan di Kaltim pada triwulan pertama tahun ini mencapai Rp 88,45 triliun dengan 4.943.740 rekening. Jumlah itu tumbuh 12,42 persen secara tahunan, namun pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 13,88 persen.
Sedangkan kredit perbankan di Kaltim mencapai Rp 64,70 triliun. Pertumbuhan kredit Kaltim positif pada triwulan I 2019 sebesar 6,47 persen year-on-year (yoy). Namun masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 16,72 persen (yoy)
Kepala Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Harry Aginta mengatakan, arah pertumbuhan DPK Kaltim pada triwulan pertama tahun ini berbeda dengan nasional yang cenderung mengalami akselerasi mencapai 7,20 persen (yoy) pada triwulan I 2019, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,50 persen (yoy). “Perlambatan itu disebabkan DPK giro dan tabungan yang mengalami kontraksi,” katanya, Selasa (23/7).
Dia mengungkapkan DPK giro pada triwulan pertama mencapai Rp 15,98 triliun, pertumbuhan itu terkoreksi sebesar 0,47 persen (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 17,60 persen (yoy). Sedangkan DPK tabungan mencapai Rp 40,01 triliun. Pengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 7,96 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 10,00 persen (yoy).
Sedangkan untuk simpanan jenis deposito di Kaltim pada triwulan pertama nominalnya mencapai Rp 32,45 triliun, tumbuh 26,99 persen (yoy). Berdasarkan jenis simpanan, DPK Kaltim masih didominasi DPK dalam bentuk tabungan sebesar 45,23 persen diikuti DPK dalam bentuk giro dan deposito dengan pangsa masing-masing sebesar 36,69 persen dan 18,07 persen.
“Untuk pertumbuhan penyaluran kredit turut menunjukkan tren perlambatan sejalan dengan penurunan laju pertumbuhan DPK,” ungkapnya.
Dia mengatakan, kredit perbankan di Kaltim mencapai Rp 64,70 triliun tumbuh sebesar 6,47 persen (yoy), namun masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 16,72 persen (yoy). Tren pertumbuhan kredit Kaltim sejalan dengan pertumbuhan kredit nasional yang tumbuh melambat dari 11,75 persen (yoy) di triwulan IV 2018 menjadi 11,50 persen di triwulan I 2019.
“Perlambatan pertumbuhan kredit Kaltim pada triwulan I 2019 ini dipengaruhi perlambatan pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja,” tuturnya.
Dia menjelaskan, kredit investasi di Kaltim mencapai Rp 17,67 triliun tumbuh 12,19 persen dan kredit modal kerja Rp 23,04 triliun tumbuh 0,99 persen. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang berhasil tumbuh masing-masing sebesar 19,12 persen (yoy) dan 21,99 persen (yoy). Sedangkan kredit konsumsi di Kaltim mencapai Rp 23,97 triliun.
“Intermediasi perbankan yang melambat, baik dari pertumbuhan kredit maupun DPK tentunya akan diikuti peningkatan risiko NPL (non-performing loan). Namun NPL Kaltim selalu di berada pada level aman (di bawah threshold 5 persen),” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k15)