Jika Pos Tak Dibangun, Hutan Kalimantan Bisa Habis

- Selasa, 23 Juli 2019 | 12:48 WIB

Saban hari jadi pembahasan. Namun, membangun perbatasan masih sering diabaikan. Kehadiran TNI di garda terdepan negeri itu memberikan perubahan.

 

M RIDHUAN, Balikpapan

 

TERIK mentari masih menyengat, ketika Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto menerima kunjungan Kaltim Post kemarin (22/7). Di ruang Pangdam, di bawah lukisan bendera Merah Putih, duduk jenderal bintang dua itu bersama Direktur Kaltim Post Erwin D Nugroho. “Selamat HUT ke-61 Kodam VI/Mulawarman, Jenderal," sapa Erwin. Lalu bersalaman dengan mantan Aspers Kasad itu.

Pangdam kemudian lanjut menyalami rombongan Kaltim Post. Ada Redaktur Pelaksana Romdani dan Manajer Iklan Tritya Sidharta. Kapendam Kolonel Kav Dino Martino pun ikut menemani. Obrolan seputar kerja sama yang baik antara Kaltim Post dan Kodam VI/Mulawarman membuka diskusi hangat ditemani secangkir teh. “Terima kasih sudah memberikan kami kesempatan untuk ikut terlibat dalam kegiatan di perbatasan. Pembaca juga senang," kata Erwin.

Sudah menjadi tradisi, dalam setiap kegiatan TNI, khususnya Kodam VI/Mulawarman, koran pertama dan terbesar di Kaltim ini tak pernah absen mengikutinya. Teranyar, Wakil Pemimpin Redaksi Duito Susanto bersama fotografer Saipul Anwar pada 8–11 Juli turun langsung bersama prajurit TNI ke perbatasan Indonesia-Malaysia di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.

“Ya, kami ingin perbatasan ini diangkat. Sebab sebagai garda terdepan sering dilupakan,” sebut Subiyanto. Lulusan Akademi Militer 1988 itu sangat ingin masyarakat luas tahu. Betapa perbatasan menyimpan potensi besar. Kekayaan sumber daya, khususnya di bidang pertanian. Beras krayan misalnya. Yang sudah menjadi buruan bagi pembeli dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Sebab dikenal pulen dan berkualitas premium.

“Ada juga garam di sana. Sayangnya justru diminati dan banyak dinikmati negara lain. Masih banyak kekayaan lain yang jarang diekspos," katanya. Ketergantungan masyarakat perbatasan terhadap negara tetangga juga jadi atensi. TNI, kata dia, sejak awal berusaha memberikan pengabdian terbaik bagi warga setempat. Tak terhitung lagi kegiatan yang dilakukan prajurit. Khususnya dari Kodam VI/Mulawarman. Baik berupa bakti sosial (baksos) sampai membuka isolasi dengan membangun jalan.

"Kondisinya kan kalau tak menggunakan heli (helikopter) tak bisa ke sana. Pasokan makanan untuk prajurit pun pakai heli," bebernya. Pangdam menyebut, TNI sedang membuat perahu. Agar bisa menembus pos perbatasan melalui Kutai Barat (Kubar) yang tak bisa dijangkau jalur darat. Perahu itu dimodifikasi menyesuaikan medan sungai yang dangkal dan berbatu. Kapasitas mesin pun maksimal hanya 40 PK. Selain dibuat untuk bisa menembus riam, perahu harus cukup ringan dipikul prajurit.

"Jadi tak hanya dinaiki, harus digotong juga," ujarnya lantas tertawa. Pengalamannya meninjau pos perbatasan juga memberikan gambaran. Bagaimana prajurit TNI harus melawan rasa jenuh berhadapan dengan hutan Kalimantan. Memang, bertugas di perbatasan tak memiliki tekanan seperti di Papua. Yang harus berhadapan dengan organisasi kriminal bersenjata. Namun tetap saja, ada kegiatan ilegal yang harus dicegah. Dari pembalakan liar hingga upaya penyelundupan narkotika.

"Kalau tak dibangun pos. Bisa habis hutan kita," ungkapnya. Kondisi di perbatasan memang ekstrem. Pangdam merasakan sendiri. Siang hari udara sangat dingin. Belum lagi tak ada manusia lain selain prajurit yang bisa diajak berinteraksi. Namun, dalam waktu dekat ada kabar baik. Rencana pembuatan jalan yang menghubungkan pos-pos perbatasan. Berjarak 100–200 meter dari patok batas negara. Memudahkan prajurit melakukan patroli.

"Tapi kalau yang berbatasan dengan jurang, bisa berjarak 5 kilometer dari patok," ucapnya. Selain itu, dalam waktu dekat wilayah Kodam VI/Mulawarman akan melaksanakan latihan bersama tiga negara. Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Ini merupakan latihan gabungan pertama yang melibatkan ketiga negara tersebut. Diberi nama NEO atau Noncombatant Evacuation Operations. Pelaksanaannya di Tarakan, Kaltara, pada 28 Juli hingga 8 Agustus. Akan dihadiri menteri pertahanan negara masing-masing.

"Jadi, kerja sama prajurit di ketiga negara dalam menangani aksi penculikan dan evakuasi masyarakat," ujarnya. Tak terasa obrolan berlangsung satu jam lebih. Rombongan Kaltim Post pun pamit. Tapi sebelumnya, Kaltim Post dan Pangdam bertukar cendera mata. Sebagai bukti kerja sama yang erat antara dua instansi ini. Kaltim Post memberikan dua bingkai hasil cetakan koran liputan khusus dari perbatasan dengan judul “Langgam Pengabdian di Garis Depan”. Karya Duito Susanto dan fotografer Saipul Anwar.

Sementara dari Pangdam, sebuah plakat diberikan kepada Direktur Kaltim Post Erwin D Nugroho. "Ngomong-ngomong, Pak Erwin ini tingginya berapa ya?" kata Pangdam yang disambut tawa rombongan. (riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X