Pencoretan Sarwono Tuai Friksi

- Senin, 22 Juli 2019 | 10:05 WIB

Tahapan pemilihan wawali Samarinda sudah di DPRD Samarinda. Namun, friksi di tubuh PKS sebagai salah satu partai pengusung malah menyeruak.

 

SAMARINDA – Friksi di tubuh PKS menyeruak ke permukaan. Kehadiran Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) jadi pemantik terbelahnya salah satu partai Islam itu. Di Samarinda, munculnya nama Arif Kurniawan menggeser Sarwono dari pencalonan wakil wali (wawali) kota Samarinda yang diusung PKS, membuat friksi itu memanas.

“Kami kecewa dengan sikap yang diambil kepengurusan saat ini,” ucap Tohad, kader PKS Samarinda. Menurut dia, kehadiran Garbi mestinya tak menjadi soal. Mengingat Garbi hanyalah organisasi kemasyarakatan, bukan parpol. Posisi Sarwono untuk diusung sebagai wawali bakal memberi peluang menang lebih besar.

Langkah yang diambil kepengurusan PKS Samarinda dinilai terkesan gegabah. Terlebih, menurut dia, ada klaim pergantian itu karena gejolak arus bawah. “Ini jelas enggak benar. Buktinya kami tak pernah mengeluhkan soal itu,” sambungnya.

Hal senada diungkapkan Eka Bayu Kepala Bidang Pembangunan Jaringan dan Ekonomi PKS Samarinda. Dia mengaku sudah 10 tahun menjunjung panji PKS. Nyatanya tak pernah diajak bicara atas pergantian calon wawali tersebut. Terlebih mereka justru dihadapkan pada pilihan berdiri di sisi Garbi atau PKS. “Karena ikut ormas justru berujung seperti ini,” ungkapnya, kecewa.

Terpisah, Dimyati Mustofa, ketua DPD PKS Samarinda menuturkan, pergantian dari Sarwono ke Arif Kurniawan untuk dicalonkan sebagai kandidat wawali diusulkan jauh sebelum Pemilu Serentak 2019 dihelat. “Prosesnya panjang sudah dari awal tahun, makanya SK itu baru terbit pada 5 Juli,” ucapnya dikonfirmasi media ini.

Pergantian itu pun tentu ada dasar. Salah satunya, pertimbangan dari kader PKS arus bawah. “Kader kami kan banyak. Enggak mungkin ujug-ujug ada,” tegasnya.

Soal Garbi yang hanya ormas tentu tak bisa ditelan mentah-mentah. Apalagi, menurut Dimyati, polemik nasional itu sudah jamak diketahui publik. Sehingga tak elok mengganggap masalah ini bukan hal krusial. Termasuk, klaim kader yang memilih mundur itu.

“Kalau itu, klaim yang terlambat. Sudah banyak yang beralih bahkan sebelum pemilu dihelat. Pengaruhnya bisa dilihat dari hasil pemilu sekarang di Samarinda,” akunya menutup percakapan. (*/ryu/kri/k16)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X