Upaya Borneo FC menghindari “buku hitam” denda dari PSSI hanya bertahan hingga pekan kesembilan. Rentetan hukuman di lapangan membuat manajemen Pesut Etam harus merogoh kocek demi menebus denda.
MANAJEMEN harus membayar denda Rp 50 juta. Sanksi itu adalah muara dari ganjaran lima kartu kuning di pertandingan Borneo FC menghadapi Kalteng Putra, awal Juli lalu. Tak hanya Borneo FC, Kalteng Putra juga menerima hujan kartu. Malah lebih banyak. Enam kartu kuning. Tensi laga yang tinggi jadi penyebab banyaknya pelanggaran.
"Kartu kuning di pertandingan sangat wajar. Lawan Kalteng Putra memang saat itu kami berupaya keras mempertahankan kemenangan," kata Manajer Borneo FC Dandri Dauri. Patuh akan hukuman dan regulasi, Dandri menyatakan legawa dengan denda tersebut. Namun, dia meminta agar sanksi tersebut bisa dikaji ulang. "Dendanya terlalu besar. Kalau tensi pertandingan selalu tinggi bisa saja dapat lima kartu kuning lagi dan ini bisa merugikan klub. Semoga sanksi bisa direvisi," imbuhnya.
Ditambahkan Dandri, dia berharap denda yang didapat tim tak terulang. Pemain diminta bisa lebih mengontrol emosi di lapangan. "Semoga semua pemain bisa bermain maksimal tanpa banyak mendapat kartu. Tapi, ya, tergantung situasi juga. Saya harap ini bukan beban untuk mereka," pungkasnya. (*/abi/ndy)