SENDAWAR–Sebanyak 1.037 anak di Kutai Barat (Kubar) terindikasi mengalami stunting (tumbuh kerdil). Jumlah tersebut menempatkan stunting di Kubar berada di posisi lima se-Kaltim. Untuk mencegah kasus stunting terus bertambah, Dinas Kesehatan (Diskes) Kubar berupaya menangani masalah tersebut dengan menggelar berbagai program kegiatan kebutuhan gizi anak.
"Kami akan membuat kegiatan dan program untuk mencukupi kebutuhan gizi anak-anak, supaya pertumbuhan mereka normal,” kata Kepala Dinkes Kubar Rita Sinaga kepada Kaltim Post, kemarin.
Dia menerangkan, gizi seimbang harus diberikan terus-menerus sebelum masa pertumbuhan anak berhenti. Berdasarkan penelitian, rata-rata pertumbuhan badan anak akan berhenti di kisaran umur 20 tahun.
"Usia 9 tahun merupakan masa yang paling penting untuk mendapat perhatian, karena di masa sekarang, anak akan mengalami lompatan pertumbuhan yang cepat, sehingga kebutuhan gizi hendaknya tercukupi," terangnya.
Diskes berupaya menekan angka tersebut, dengan cara melakukan intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Dia menjelaskan, sejumlah hal yang dilakukan dalam intervensi itu antara lain pemberian tablet penambah darah bagi ibu hamil, pemeriksaan lengkap terhadap ibu hamil, pemberian tablet darah bagi remaja putri, fokus memerhatikan asupan gizi dalam 1.000 hari kehidupan pertama sampai anak usia 24 bulan.
Untuk diketahui, perhitungan 1.000 hari pertama kehidupan, dimulai dari masa kehamilan 270 hari hingga anak lahir dan berusia 730 hari atau 24 bulan. Dalam fase ini, kebutuhan gizi anak dan ibu menyusui harus tercukupi agar anak tumbuh cerdas dan tidak stunting. Pertumbuhan awal ini dinilai sangat menentukan untuk perkembangan anak di masa depan.
Munculnya stunting, antara lain dari kesehatan ibu hamil dan menyusui, dan kurangnya air susu ibu (ASI). Karena itu, semua pihak harus sadar dan memerhatikan ini termasuk intervensi dari masa remaja mulai usia 14 tahun agar anak lahir tidak dengan berat badan rendah, imunisasi juga harus lengkap, dan memerhatikan makanan bergizi seimbang.
"Jumlah sebanyak ini merupakan data 2018. Sedangkan untuk tahun ini on progress (masih menunggu Diskes Kaltim). Angka 31,5 persen ini menempatkan stunting di Kubar berada di posisi lima setelah Bontang, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser," tutupnya. (rud/kri/k8)