Cegah Kenakalan Remaja, Sangsel Bentuk Kelana dan Delana

- Kamis, 18 Juli 2019 | 11:22 WIB

SANGATTA - Maraknya kenakalan remaja di Kutai Timur (Kutim) menjadi PR bagi pemerintah daerah, sehingga pembentukan Kecamatan Layak Anak (Kelana) dan Desa Layak Anak (Delana) dirasa penting untuk mendongkrak keberhasilan Kabupaten Layak Anak (KLA), yang sedang diperjuangkan sejak 2018 lalu. 

Kutim merupakan salah satu dari dua kabupaten kota se Kaltim yang belum layak anak. Sehingga hal ini terus digempurkan. Kelana bisa dipahami sebagai sebuah kecamatan yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak, begitu pula dengan Delana yang berorientasi di lingkup desa. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutim, Aisyah mengatakan hak-hak tersebut tersaji dalam 24 indikator KLA, yang dibagi dalam lima cluster pemenuhan hak-hak anak dalam Konvensi Hak Anak (KHA).

 Hal itu meliputi, hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya, serta hak perlindungan khusus.

 "Kabupaten layak anak adalah program pusat yang harus dilaksanakan. Sebab, ini merupakan kebutuhan untuk mengembangkan pola pikir anak," ujarnya saat sambutan di aula Kantor Camat Sangatta Selatan (17/7).

 Menurutnya, sejauh ini masih banyak kebutuhan anak yang belum terpenuhi. Sehingga ia menargetkan  90 persen capaian yang harus diraih, untuk menjadikan Kutim mendapat predikat KLA, pihaknya harus menjadikan 50 persen dari total kecamatan yang ada menjadi Kelana  dan 25 persen desa menjadi Delana.  

"Kebutuhan anak dan orangtua jelas berbeda. Mereka itu butuhnya perhatian dan mainan. Jangan sampai hanya kebutuhan orangtua saja yang dipenuhi. Sekarang kita harus jadikan sembilan kecamatan dan 75 desa layak anak," pintanya. Ia berharap dengan adanya Kelana dan Delana mampu mengakomodir dan melibatkan anak dalam Musrenbangdes. 

 "Mereka akan menjadi generasi penerus. Adakah di kecamatan dan di desa ada tempat untuk bermain. Di puskesmas dan sekolah juga apakah sudah ramah anak. Itu harus diperhatikan," pintanya.

 Sejumlah dampak buruk ia jabarkan jika Kutim tidak meraih KLA. Segala bentuk kenakalan remaja semakin merajalela. Maka dari itu, mata rantai kejanggalan seperti ini menurutnya harus diputus, sebelum waktu terlambat.

 "Jangan sampai mereka mencoba yang macam-macam, karena kebutuhan dasar nya yang lima ini tidak terpenuhi, makanya banyak yang melenceng, bahkan kenakalan remaja beredar dengan mudah," tuturnya.  

Di tempat yang sama, Sekretaris Camat Sangatta Selatan, Abdul Azis menjelaskan hal yang sama. Ia membeberkan seluruh hal yang dianggap akan pentingnya pola asuh anak.   

"Konveksi hak anak itu penting, jangan sampai orangtua sibuk sendiri tidak memerhatikan anak. Semoga Sangatta Selatan bisa berhasil," harapnya. (*/la)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X