SANGATTA - Menanggapi pemberitaan yang sedang marak beredar di kalangan masyarakat, perihal 24 siswa asal Sangatta Utara yang tidak tertampung oleh Sekolah Menengah Atas (SMA) sekitar rumah atau zonasi, membuat Plt Kadisdik Kutim, Roma Malau angkat bicara.
Seperti diketahui, saat sistem zonasi diberlakukan di Kutim, hal ini menimbulkan pro kontra, terlebih saat sistem tersebut menemui masalah. Tak tanggung-tanggung, salah satu anggota DPRD Kutim sebelumnya sempat mengancam akan menutup sekolah tersebut.
Sejumlah upaya dilakukan, seperti yang dijelaskan Roma Malau saat ini puluhan siswa itu sudah tertampung di zona masing- masing, saat ini tidak ada lagi siswa yang tidak masuk sekolah. "Memang sebelumnya ada 24 siswa yang belum terakomodir, tapi kemarin mereka sudah mulai masuk sekolah di SMAN 1 dan SMAN 2 Sangatta Utara," ujarnya saat disambangi di ruang kerjanya.
Kesepakatan tersebut telah dibahas melalui rapat yang digelar oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim bersama Dinas Pendidikan Kabupaten, dan dihadiri oleh para orang tua siswa serta anggota DPRD Kutim.
"Kami sudah rapat dan sama-sama sepakat, bahkan sudah ada hasilnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi," terangnya. Sebenarnya dikatakan Roma, untuk pendidikan tingkat SMA kewenangan itu ada di provinsi bukan kabupaten. Bahkan dalam pertemuan itu diakui Roma, Disdik Kutim hanya sebagai pendengar saja.
Sementara itu, level SD dan SMP tidak ada masalah untuk sistem zonasi. Hanya saja karena banyaknya siswa, pihaknya mengantisipasi agar tidak ada yang tertinggal dan dapat tertampung seluruhnya.
"Yang tadinya full day, untuk tahun ini sementara tidak diberlakukan dahulu. Harapannya tahun depan apabila bangunan sekolah sudah selesai maka proses belajar mengajar akan full day lagi," harapnya.
Ditambahkan Roma, kedepannya sistem zonasi ini akan melibatkan pihak lain seperti lurah atau desa hingga RT, untuk bersama- sama mengkaji terkait penempatan zona nantinya agar tidak asal- asalan dan sesuai dengan tempat tinggal siswa yang bersangkutan. "Kami akan ajak bermitra tokoh masyarakat sekitar, sehingga tak ada lagi kasus serupa," tutupnya. (*/la)