Begayaan ala Isran

- Kamis, 18 Juli 2019 | 10:51 WIB

Catatan: Faroq Zamzami

(Pemred Kaltim Post)

 

 

SAMPAI dua hari lalu, Selasa (16/7), saya belum pernah sekalipun bertemu Pak Isran Noor. Baik setelah jadi gubernur Kaltim. Atau sebelumnya, ketika dipercaya sebagai bupati Kutai Timur (Kutim). Atau saat dia “jeda” tak menjadi kepala daerah di provinsi ini. Saya yang belum beruntung bertemu dengannya? Atau dia yang belum dapat kesempatan emas saya wawancarai? Wkwkwkw...

Pernah ada satu momen untuk bertemu. Saat beliau bertandang ke Gedung Biru Kaltim Post, Balikpapan. Pada masa kampanye pemilihan gubernur (pilgub) lalu. Tapi pas saya tidak di kantor. Ada keperluan lain. Jadilah Selasa lalu perdana saya bertemu gubernur. 

So, gambaran sosoknya selama ini hanya tahu dari hasil tulisan teman-teman saya yang bertugas di Samarinda. Yang ngepos di kantor gubernur. Cerita orang. Dan membaca statement-statement-nya yang belakangan jadi quote dan viral. Seperti “Dari zaman kuda makan besi sampai kuda makan mentega”. Atau yang ini, “Kenapa memangnya, biasa aja itu”. Dan statement yang viral itu terlontar juga saat berbincang dengan kami. Bisa ditebak, yang hadir terpingkal. 

Setelah menemani manajemen Kaltim Post bertemu dengannya, saya bisa membuat penilaian agak lebih dalam tentang Pak Isran. Setidaknya ada tiga kesan yang saya dapat. Pak Gubernur itu orangnya suka begayaan (bergurau)? Saya suka. Karena itu membuat darah humor saya menggeliat. Negeri ini biar tak melulu dipusingkan politik, kadar humor yang diapungkan memang harus ditingkatkan. Jadi saya berterima kasih kepada orang-orang hebat yang rutin buat meme

Jadi, jika bertemu Pak Isran dan berbincang-bincang dengannya, jangan langsung anggap serius apa yang dikatakan. Selami dulu. Di sisi lain, sebenarnya ada makna-makna yang dalam dari candaannya. Silakan terus membaca tulisan ini, insyaallah Anda akan mendapati makna yang tersirat dari begayaannya yang terlontar. Jika tidak ada, ya maaf.  Kedua, sosok gubernur kita itu tegas dan simpel. Ketiga, em, ternyata cuma dua. 

Diterima di ruang kerjanya, Selasa pagi itu, kami langsung menyalami beliau. Lantas dipersilakan duduk di meja pertemuan. Pak Isran duduk di tengah. Di sisi kanannya, Direktur Utama Kaltim Post Group (KPG) Ivan Firdaus. Di sebelahnya Wakil Pemimpin Redaksi Kaltim Post Duito Susanto. Di sisi kirinya, dua direktur KPG, Rusdiansyah Aras dan Erwin Dede Nugroho. Saya juga duduk di sisi ini.

Seperti biasa. Basa-basi orang Indonesia. Setelah kenalan lantas bertanya orang-orang yang dikenal. Mana ini, mana itu. Siapa ini, siapa itu. “Siapa dulu yang meninggal itu,” tanya Pak Isran. Dijawab Pak Erwin, "Almarhum Bang Rizal (Rizal Juraid, pemred Kaltim Post sebelumnya)". Agaknya dia ingat dengan sosok Bang Rizal karena meninggal saat masih muda.

Kalau ini, orang-orang ini, Pak Gubernur lantas menunjuk ke Pak Ivan dan Pak Rusdiansyah, orang banyak dosa. Makanya masih diberi umur. Biar ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. “Ya termasuk saya juga,” katanya. Kami tertawa. Tidak ada mimik wajah yang berubah dari Pak Ivan dan Pak Rusdi mendengar statement sambutan begitu. Malah jadi tertawa bersama setelah Pak Isran menyebut,”Ya termasuk saya juga (banyak dosa)”.

Dan statement-nya yang jadi quote viral itu pun terlontar. Saat membahas banjir. Yang itu, “Mulai kuda makan tembaga, sampai kuda makan mentega”. “Statement bapak itu memang ditunggu-tunggu, jadi quote itu, Pak,” ujar Pak Erwin, menimpali. “Biasa aja itu. Masih wajar itu,” katanya, tertawa. “Tahu kan mentega,” ujar Pak Isran kepada Pak Ivan. Yang ditanya mengangguk. Lantas menjawab,”Tahu, ada pabriknya di Surabaya”.

Kata dia, Samarinda ini dari dulu sudah banjir. Itu karena sepertiga wilayahnya di daerah rendah. Jadi bukan hanya sekarang. Terus kesannya lalu ai salahnya pemerintah. Pemerintah dinilai tidak peduli. Tapi, ya ada juga memang salahnya pemerintah. Pengakuannya kembali memicu gelak tawa. Kesalahan pemerintah, kata dia, tidak disiplin menata lingkungan.

Kaltim ini sudah diberi Tuhan, pohon ulin. Kayu besi. Jadi, dulu kayu besi ini dibikin tiang untuk rumah. Rumah dengan tiang ulin, ada kolong di bawahnya. Saat hujan atau air pasang, mengalir lewat bawah rumah. Sekarang enggak. Rumah pakai beton. Jadi air tawaf di sekitar rumah. “Berputar-mutar dulu di dekat rumah. Tawaf airnya. Lama baru menghilang,” kata Isran dengan tangan kanannya membuat lingkaran berulang-ulang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X