Oleh: Heru Cahyono, Ketua LPJKP Kalimantan Timur
Rencana pemindahan ibu kota negara Republik Indonesia makin santer. Euforia yang diakibatkan, sejumlah daerah calon lokasi ibu kota bereaksi menunjukkan potensi daerahnya, berlomba merebut perhatian Presiden RI agar daerahnya dijadikan ibu kota negara. Bahkan ada yang berbondong bondong membawa dukungan dan orang ke Jakarta.
Tak salah, jika gubernur Kalteng berjuang keras agar daerahnya yang memiliki sejarah panjang sebagai daerah ibu kota negara itu dijadikan lokasi perpindahan lima jutaan orang dari Jakarta. Pertama, daerah itu sudah dirancang puluhan tahun silam dan tata ruangnya konsisten mempertahankan pertumbuhan kota cosmopolitan ibu kota negara berpenduduk hampir 300 juta.
Bahkan Lampung yang hanya disebut sekilas bahkan mengadakan perhelatan akbar menyambut, seolah-olah daerahnya dinominasikan sebagai calon ibu kota negara. Masyarakat Lampung, media, pemuda, tokoh sepuh, mahasiswa tumpah ruah dalam perbincangan menyambut kedatangan berkah, ekonomi, sosial dan budaya.
Pada dialog nasional Badan Perencanaan Nasional 26 Juni lalu tentang pemindahan ibu kota negara, Provinsi Lampung menjadi salah satu kandidat dengan nominasi lainnya Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Sejak itulah, lampung menggeliat. Tanpa dinyana, Kalimantan Timur semakin mengerucut sebagai nominator ibu kota negara. Kawasan yang dulu dikenal sebagai Zamrud Khatulistiwa itu saat ini dikenal sebagai kawasan kaya sumber daya alam. Minyak, gas, batu bara dan sejumlah mineral bumi itu terpapar luas dengan potensi tidak terhingga. Konon potensi nikel sebagai bahan baku energi murah mulai diperbincangkan ke permukaan dalam seminar di Eropa dan Amerika. Kelak, panjang jalan di Kalimantan Timur dalam lima tahun pertama pemindahan ibu kota negara itu akan bertambah sekitar 3.000 kilometer. Pertumbuhan pembangunan perumahan harus menyediakan bagi 1,5 juta kepala keluarga. Fasilitas pendukung hidup dan kehidupan jutaan pendatang baru, kebutuhan beras, misalnya. Kesiapan lumbung pangan Kalimantan Timur seperti Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai penyedia beras dituntut lebih inovatif menyediakan bahan pangan dasar.
Kawasan penghasil CPO sudah harus dituntut berani mendirikan pabrik minyak goreng. Jangan sampai ketika Pulau Jawa tenggelam, warga Kaltim tidak bisa menggoreng ikan asin, karena pabrik minyak goreng terkonsentrasi di Jawa. Komunikasi, energi dan ketersediaan bahan bakar pun harusnya memasuki fase penyiapan massal dan terkoordinasi.
Ribuan kilometer jalan yang harus dibangun, ribuan rumah huni yang harus disediakan menjadi tanggung jawab masyarakat konstruksi yang di dalamnya ada anggota Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK ) dan Kadin.
Di Kalimantan Timur, saat ini ada sekelompok masyarakat jasa konstruksi, setidaknya di LPJK terdapat 37 asosiasi badan usaha dan 31 organisasi profesi di bidang jasa konstruksi. Sebuah tantangan sekaligus peluang besar bagi masyarakat jasa konstruksi.
Kegiatan konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana sipil (civil engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrikal. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai suatu pekerjaan, dalam kenyataannya konstruksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang tujuan akhirnya adalah satu bangunan. Sebab itu ada bidang/sub bidang yang dikenal sebagai klasifikasi.
Kegiatan konstruksi dimulai perencanaan yang dilakukan konsultan perencana (team leader) dan dilaksanakan kontraktor konstruksi yang merupakan manajer proyek/kepala proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang, dan ahli bangunan untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Pembagian pekerjaan atau pemindahan pekerjaan tersebut dilakukan oleh pelaksana lapangan. Dalam pelaksanaan bangunan ini, juga diawasi konsultan pengawas (supervision engineer).
Artinya Kalimantan Timur juga harus menyediakan sumber daya manusia yang unggul dan mampu bersaing dengan sumber daya manusia lain yang dipastikan akan menyerbu Kalimantan Timur. Sejumlah perguruan tinggi di daerah ini harus bergegas mencetak manusia dengan kualitas bersumber daya unggul. Selamat datang ibu kota negara Republik Indonesia. (***)