Satu lagi film horor bakal meramaikan layar lebar bioskop Tanah Air. Film berjudul Kutuk segera tayang 25 Juli 2019.
Kutuk bercerita tentang kutukan dari hantu perawat. Perawat itu tiba-tiba kembali muncul dan membuat penghuni panti jompo terbunuh satu demi satu. Film yang disutradarai Rudi Aryanto itu dibintangi Shandy Aulia, Alice Norin, Stuart Collin, Bryan Mckenzie, Vitta Mariana, Laxmi Darra, Erwin Bagindo, Ade Puspa, Nek Acih, dan Abah Yongki.
“Film ini bercerita tentang panti jompo yang pastinya merawat orang-orang lansia. Ketika lansia tak ada anak atau keluarganya yang mau dirawat kan biasanya dititip di panti jompo. Berawal di panti jompo,” kata Shandy Aulia saat promo film ke kantor Jawa Pos di Graha Pena, Jakarta, Senin (15/7).
Shandy bercerita dirinya di film itu berperan sebagai Maya, perawat baru di panti jompo itu. Dia melamar pekerjaan menjadi perawat yang ternyata menemukan misteri di balik panti jompo tersebut. “Ada misteri yang terungkap di sana. Saat syuting film tersebut saya belum hamil, akhir tahun lalu,” kata Shandy.
Pemeran lainnya, Bryan Mckenzie, mengungkapkan keseruannya bermain film horor tersebut. Mengambil lokasi syuting di Cipanas, Puncak, Bogor, tentu ada pengalaman seru tersendiri baginya. “Seru banget! Ada beberapa lokasi syuting di Puncak daerah Cipanas. Ada juga set lokasi yang sempat turun ke Ciawi lalu naik lagi ke Cibodas,” jelasnya.
Sejatinya, Kutuk memberi kesan spesial untuk Shandy. Pasalnya, selain menjadi pemain, dia yang memproduseri film tersebut. Menurut dia, ada beban kerja yang berbeda selain hanya menjadi pemeran film. Sebagai produser, dia harus ikut mengecek segala kesiapan film tersebut hingga mengendalikan seluruh produksi sampai film akan diluncurkan.
“Karakternya enggak ada kesulitan yang terlalu menyusahkan. Saya kan jadi produser dan sebagai pemain. Harus make sure produksi. Pengalaman baru, ya. Dulu kan hanya pemain, setelah syuting pulang. Dulu hanya fokus akting. Nah di sini, enggak hanya acting, juga harus terlibat hingga pascaproduksi,” ungkap Shandy.
Dia menjamin, film Kutuk berbeda dari film horor lain. Sebab, terdapat hampir semua genre film di dalamnya, mulai action, drama, hingga romance. “Enggak ada film horor selengkap film ini. Benar-benar secara konten begitu kuat kamu berikan sampai cerita terbangun,” ungkap Shandy Aulia.
Sempat ada nyinyiran yang menyebut ide film ini menyontek The Nun, film horor Hollywood yang menjadi bagian dari saga The Conjuring. Menanggapi itu, Shandy menegaskan, Kutuk sama sekali tidak menyontek The Nun. “Itu kan hanya melihat dari poster. The Nun dan Kutuk ibarat kutub selatan dan kutub utara. Berbeda sama sekali,” kata Shandy.
Menurut istri David Herbowo itu, masyarakat Indonesia kurang memahami perbedaan busana perawat di negara-negara lain yang mirip dengan busana biarawati. Padahal, perawat dan biarawati adalah profesi yang berbeda.
“Orang Indonesia kurang memahami wardrobe biara dengan suster. Suster dengan biarawati beda. Saya bukan biarawati. Kalau The Nun kan biarawati,” jelas perempuan yang sedang hamil 3 bulan itu.
Shandy menambahkan, sebelum memutuskan menggarap film tersebut, tim sudah meriset tentang sosok perawat di negara lain. Ada perbedaan pada penutup kepala yang dikenakan perawat dan biarawati.
“Fungsi penutup kepala dalam Kutuk hanya sebagai pengikat rambut agar tak mudah terjatuh. Sehingga seorang perawat supaya tetap higienis. Saya juga enggak pakai ornamen biarawati dan sebagainya. Saya jamin enggak ada hubungannya dengan The Nun,” kata Shandy.
Lebih lanjut, pemeran Tita dalam Eiffel I’m In Love itu mengajak masyarakat menonton film Kutuk yang berbeda dari film horor lainnya. “Kutuk adalah film pertama yang saya produseri. Terlibat dalam story-nya. Ceritanya lengkap dari awal sampai akhir,” kata Shandy. (jpc/ndy/k8)
