Sandiaga Merasa Terhormat Jadi Oposisi

- Senin, 15 Juli 2019 | 12:47 WIB

JAKARTA—Dua hari berturut-turut, Sandiaga Salahuddin Uno seakan menegaskan sikap politiknya pascapilpres. Setelah Sabtu lalu (13/7) saat sepanggung dengan Erick Thohir, kemarin (14/7) dia kembali menyampaikan komitmennya. Siap berada di luar pemerintahan sebagai oposisi. ’’Saya akan merasa sangat terhormat menjadi oposisi,” kata Sandiaga saat menghadiri acara Melati Putih Indonesia Milenial (MPIM), di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, kemarin.

Disampaikan, harus ada peran oposisi dalam setiap rezim pemerintahan. Agar oposisi bisa mengontrol jalannya pemerintahan. Dengan begitu kualitas demokrasi akan semakin meningkat. Sehingga perintah tidak berjalan ugal-ugalan.

’’Kalau oposisi tidak ada yang berani mecat. Tapi kalau menteri bisa dipecat,” tambahnya lalu disambut tepuk tangan hadirin.

Dia berharap pasangan Jokowi-M’aruf yang berhasil terpilih konsisten menjalankan programnya. Yaitu dengan merealisasikan semua janji selama kampanyenya. ’’Janji harus ditepati,” ujar Sandiaga.

Bagaimana jika ada tawaran menjadi menteri? Cawapres pasangan Prabowo Subianto itu mengungkapkan sejauh ini tidak pernah ada tawaran politik. Termasuk ajakan bergabung untuk mengisi kursi menteri di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. ’’Sampai saat ini tidak ada tawaran seperti itu,” ucapnya.

Dia pun meminta pendukungnya untuk segera move on. Caranya dengan mengerjakan apa yang bisa kerjakan saat ini. ’’Tanpa duduk di pemerintahan, kita tetap bisa memberi berkontribusi bagi bangsa dan negara,” paparnya.

Sandiaga lantas menyinggung program yang akan dilakukannya. Yaitu menyiapkan gerakan OKE OCE dan Rumah Siap Kerja. Sasaran program itu adalah mengurangi angka penggangguran usia muda. Terutama di usia 17 tahun sampai 25 tahun.

Dia memasang target dalam waktu lima tahun ke depan akan menciptakan dua juta entrepreneur muda. ’’Saya yakin, saya bisa lakukan itu. Kita lihat saja,” tegasnya kembali mendapat tepuk tangan peserta.

 

 

Sementara itu, Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menyampaikan pertemuan Prabowo dan Jokowi harus mendapat diapresiasi. Menurutnya, pertemuan tersebut sangat lumrah. Apalagi setelah melewati kompetisi pilpres yang keras.

Disampaikan, kedatangan Prabowo bertemu Jokowi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Sabtu lalu, adalah menghadiri undangan untuk silaturahmi. ’’Setelah berkontestasi, masak tidak silaturahmi,” kata Riza Patria.

Pertemuan itu, ungkap Riza, tidak boleh lantas dimaknai terjalinnya koalisi.

Namun lebih pada menghadirkan suasana sejuk dan mengurangi tensi ketegangan akibat kontestasi pilpres. Momen itu, tambah dia, juga dijadikan Prabowo untuk menyampaikan ide, gagasan, kritik serta saran untuk pemerintahan ke depan.

Apakah ada kemungkinan untuk koalisi? Politisi yang menjabat wakil ketua Komisi II DPR itu mengungkapkan arah kebijakan partai belum diputuskan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X