Di RS Ini, Tak Ada Dokter Anestesi dan Ruang Jenasah

- Senin, 15 Juli 2019 | 12:19 WIB

BALIKPAPAN–Rumah Sakit Sayang Ibu berdiri pada 2004. Bangunan dua lantai tersebut memang jauh dari kesan modern. Tanpa lift. Pasien yang menjalani perawatan mesti berjalan kaki. Adapun mereka yang baru menjalani operasi dan mesti dirawat inap diangkat menggunakan brankar oleh perawat secara manual.

Selain itu, rumah sakit di Jalan Wain, Kelurahan Baru Ulu, di dekat Lapangan Foni Balikpapan Barat masih kekurangan fasilitas penunjang. Direktur RS Bersalin Sayang Ibu, dr Indah Puspita Sari mengatakan, lahan rumah sakit begitu terbatas. Sehingga tidak dapat dilakukan perluasan. Bangunan berdiri di atas lahan 1.235 meter persegi.

“Hampir seluruh lahan sudah terpakai. Kalau dilihat dari standar mutu memang masih kurang. Sebab semua harus dipenuhi mulai depan hingga belakang, juga mesti aman, bukan hanya bagi pasien dan petugas, tapi juga masyarakat sekitar,” ungkap Indah.

Jumlah kamar rapat inap juga demikian. Untuk kamar kelas tiga ada dua ruangan dengan masing-masing diisi tiga tempat tidur. Terdapat 4 ruangan kelas dua, dengan jumlah 8 tempat tidur. Ruangan kelas satu berjumlah dua kamar, di tiap kamar hanya ada dua tempat tidur. Adapun ruangan bayi dengan 5 tempat tidur. Juga ruang isolasi dengan 2 tempat tidur. 

 Untuk tenaga medis, tutur dia, sementara sudah terpenuhi dan sudah dilayani dokter spesialis. Terdapat 2 dokter anak, 2 dokter obgyn, 1 dokter patologi klinik, 7 dokter umum,  31 perawat, dan 28 bidan. “Sayangnya kami tidak memiliki dokter anestesi,” ungkapnya.

Diketahui, RS Sayang Ibu telah mengantongi akreditasi paripurna. Sesuai Permenkes 56/2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, untuk rumah sakit khusus minimal ibu dan anak. Meski telah didukung dengan keberadaan IGD, diakui belum tersedianya kamar jenasah, ruang kuret dan ruang pencampuran. Lanjut Indah, pihaknya juga membutuhkan lahan untuk treatment limbah medis serta alat pencuci kebutuhan dapur.

“Dalam sebulan ada 90–100 kasus kelahiran. Tingginya angka tersebut tentu membutuhkan ruangan lebih banyak. Fasilitas yang lebih memadai dan tentunya berpengaruh dengan jumlah petugas,” sebutnya.

Terkait wacana relokasi, Indah telah berkoordinasi dengan banyak pihak hingga melakukan kajian. Dikatakan relokasi diwacanakan di Lapangan Jumpi di daerah Baru Ulu. Berdiri di atas lahan 10.220 meter persegi. Tentunya bila terlaksana, penambahan tempat tidur bisa mencapai 150. Kebutuhan dokter juga perlu ditambah. “Perpindahan sangat perlu dilakukan. Sebab untuk mengimbangi pelayanan dan perluasan rumah sakit,” ucap Indah. Sebelumnya, Wakil Wali Kota (Wawali) Balikpapan Rahmad Mas’ud pun menuturkan, pemerintah sudah memiliki rencana pembangunan. Sebab penunjang fasilitas kesehatan di Balikpapan Barat sangat perlu. Terlebih belum tersedianya rumah sakit di daerah tersebut. Lahan lapangan yang nantinya digunakan dulunya merupakan tempat bermain bola oleh warga.

“Kita kan tengah melakukan pembebasan lahan Inhutani di Baru Ulu. Nantinya, di situ pemerintah akan membangun rumah sakit. Karena kita lihat sendiri RS Sayang Ibu secara tempat kurang besar,” ungkapnya. (lil/riz/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X