DIA adalah Jeannet Novelia Sarwono. Mahasiswi program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmul ini sadar, bahasa Inggris adalah kebutuhan. Jeannet belum terlalu lama bergabung di lembaga kursus yang dia pilih. Dia ingin memperdalam walaupun sudah mengetahui dasar, terutama kemampuan berbicara. Perempuan yang hobi pelesiran ini juga melihat kesempatan di Australia, program working holiday visa. Indonesia bekerja sama dengan Australia dengan menyediakan kuota sebanyak seribu orang per tahun. Sehingga, warga Indonesia bisa bekerja di sana sekaligus berlibur. Bidang pekerjaan dipilih pun bebas.
“Ada beberapa syarat seperti minimal usia 18 tahun dan maksimal 30 tahun, lalu minimal deposit uang di bank itu Rp 50 juta supaya menjamin kalau di sana nanti enggak menganggur dan mampu secara finansial. Skor IELTS minimal 4,5 dan ada tes kesehatan juga,” jelas Jeannet.
“Kalau bisa, rencananya ingin berangkat tahun depan. Tapi masih ada beberapa tanggung jawab yang harus diselesaikan. Lagi pula, sekarang kan masih fokus memperlancar kemampuan speaking dulu. Kalau sudah, nanti mau mengambil kelas persiapan TOEFL/IELTS-nya,” lanjutnya.
Jeannet sama sekali tak minder saat belajar. Dia mengerti jika terjadi kesalahan dan tak merasa khawatir karena akan dibantu. Sempat merasa terlambat, hal itu tak dijadikan masalah selama ada keinginan belajar.
“Kalau lagi di luar kelas, saya biasanya mendengarkan sesuatu berbahasa Inggris di media online atau latih kemampuan speaking di rumah supaya percaya diri. Menurut saya, penting sekali memperlancar bahasa Inggris. Di dunia kerja nanti akan banyak sekali yang berhubungan dengan hal itu,” imbuhnya.
Alasan mengapa Jeannet memutuskan mencari pengalaman kerja ke luar negeri, karena dia merasa saat ini adalah waktu yang tepat dan semangatnya masih tinggi. Tak menutup kemungkinan, dia juga akan menjalani sejenis magang atau pekerjaan lain juga di Indonesia sebelum berangkat ke Australia. (*/ysm*/rdm)
