BALIKPAPAN- PT Pertamina Internasional EP (PIEP) mengincar pertumbuhan produksi sumur minyak dan gas bumi (migas) di Algeria sebesar 10 persen atau 23 ribu barel per hari (bph).
President Director PT Pertamina Internasional EP Denie S Tampubolon mengatakan, produksi minyak dari sumur migas yang dikelola perusahaanya di Algeria ditargetkan naik 10 persen dari produksi tahun ini sebesar 20 ribu bph menjadi 23 ribu bph pada 2019. "Naik 10 persen jadi. Sekarang 20 ribu barrel per hari. Nanti 22-23 barrel oil per hari," kata Denies akhir pekan lalu.
Untuk menunjang pencapaian target produksi minyak dari Algeria, pihaknya merencanakan pengeboran sebanyak 20 sumur sampai 2020. Pengeboran yang dilakukan sejak tahun lalu, sudah terealisasi sebanyak tujuh sumur. “Tahun ini kami sudah mengajukan 20 sumur untuk dibor,” imbuhnya.
Untuk memastikan, sambungnya, pihaknya perlu menunggu persetujuan SKK Migas. Denie mengatakan, 20 sumur yang dibor berasal dari aset PIEP di Algeria (Aljazair) saja. PIEP saat ini melakukan pengeboran sumur ke 10 dan 11 dalam waktu dekat. Untuk mendukung kesuksesan pencarian minyak tersebut, perusahaan akan menggunakan lumpur pemboran produk petrokimia yaitu Smooth Fluid 05 (SF-05).
"Sumur ke 10 dan 11 sebagian menggunakan SF-05. Tapi tinggal melanjutkan. Mengirim (SF-05) ini kan tidak bisa tiba-tiba ya. Kalau kita sih maunya dari awal banget sudah pakai ini, tapi ada proses pengadaan dan sebagainya. Jadi ini sebenarnya kita melanjutkan bukan baru memulai. Sumurnya melanjutkan," tandasnya.
Produksi migas Pertamina tahun lalu sebesar 922.000 boepd termasuk kontribusi dari aset luar negeri. PT Pertamina International EP memiliki aset di 12 negara, Asia, Afrika, dan Timur Tengah. “Diluncurkannya SF 05 tersebut menjadi langkah Pertamina untuk menjadi perusahaan migas internasional. Kami harapkan pertumbuhan minyak Pertamina meningkat,” ucapnya. SF 05 yang baru diekspor ke Algeria tersebut diproduksi di Pertamina RU V Balikpapan. (aji/ndu)
