Pelajaran dari Kasus Bau Ikan Asin

- Jumat, 12 Juli 2019 | 11:23 WIB

Bambang Iswanto*

MAKNA denotasi frasa bau ikan asin adalah aroma yang keluar dari ikan kering yang diawetkan. Sedangkan dalam makna konotasinya, bau ikan asin sering dikaitkan dengan aroma yang tak sedap. Terlebih jika dikaitkan dengan bau yang dihubungkan dengan manusia. Misalnya, ungkapan aroma baju, bau ikan asin, keringat bau ikan asin, atau napas bau ikan asin, dan sejenisnya.

Penggunaan diksi “bau” pada awal frasa, biasanya digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tidak enak. Meski kadang dipakai untuk aroma bersifat umum. Tetapi sering dipakai untuk aroma spesifik tidak sedap.

Sebagai contoh, untuk memberi alamat aroma sampah, kata yang paling tepat mendampinginya adalah bau, menjadi bau sampah demikian pula dengan aroma amis. Paling pas menyebutnya dengan bau amis. Sangat paradoks dengan kata wangi yang merujuk kepada aroma yang sedap seperti wangi parfum, wangi bunga, dan wangi-wangi lain.

Sangat tidak pas ketika menyebut aroma tidak sedap dengan kata bau dan sebaliknya, menggunakan kata wangi untuk bau yang tak sedap. Seperti mengatakan wangi sampah atau wangi ikan asin.

Terkait dengan bau ikan asin, seorang pesohor di panggung hiburan Indonesia, diduga kuat menggunakannya untuk mendeskripsikan aroma yang keluar dari salah satu organ tubuh mantan istrinya. Tidak tanggung-tanggung, organ yang dimaksud adalah organ intim.

Kasus itu akhirnya berujung ke meja hijau. Sang mantan istri dan orang-orang serta kelompok-kelompok peduli perempuan tersinggung dengan ungkapan yang tercetus karena melecehkan harkat dan martabat perempuan.

Meski berkilah tidak dengan maksud menghina, penyebutannya dimaksudkan sesuai makna denotasi yaitu murni membahas bau ikan asin. Kasus itu sudah telanjur menggelinding ke pengadilan dan mantan suami pengucapnya siap-siap mempertanggungjawabkan di depan hakim.

PELAJARAN BERHARGA

Imam Al-Ghazali pernah menyatakan bahwa yang paling tajam di dunia itu adalah lidah manusia, bukan pedang. Dengan lisannya, manusia mampu melukai hati sesamanya. Membuat orang lain tersinggung, sakit hati, dan merasa terhina serta kehilangan harga diri. Seperti pada cerita mantan istri di atas. Itulah sebabnya agama mengajarkan betapa pentingnya dan keharusan menjaga lisan atau ucapan agar selamat dunia akhirat.

Rasulullah sering berpesan bahwa jika ingin selamat, “Amsik 'alaika lisanaka! (jaga ucapan-ucapanmu)”. Drama bau ikan asin sudah memberi bukti, tidak hati-hati bertutur menyeret pengucapnya ke pengadilan.

Dalam banyak kasus lain, tidak jarang orang yang sembrono dalam berucap tidak selamat dan harus kehilangan nyawa. Di akhirat kelak, orang yang tidak menjaga lisannya pasti mengadapi mahkamah akhirat.

Kata-kata pedas dan menyakitkan yang membuat orang yang dikata-katai terzalimi harus ditebus dengan pahala-pahala yang dimilikinya. Syukur-syukur jika masih bisa memiliki pahala dan bisa menebus dengannya. Jika neraca pahala defisit, dia harus menanggung dosa orang yang dizalimi dengan kata-katanya tersebut. Jadilah dia, orang yang bangkrut di akhirat seperti yang disebut dalam sebuah hadis.

Pelajaran kedua dari kasus bau ikan asin adalah jangan pernah mengumbar aib orang lain meski itu yang diungkapkan bisa jadi merupakan fakta. Apalagi fakta yang diungkap dimaksudkan untuk membuat malu orang lain. Meskipun sudah bukan istrinya lagi, dia tetap saudara seagama.

Berat sekali dosa orang yang membuka aib saudaranya. Bahkan digambarkan oleh Rasulullah seperti orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Sebaliknya, sangat mulia orang yang mampu menutup aib orang lain. Tuhan akan menutup aib-aib kita di akhirat , ketika di dunia sanggup menutup aib orang lain.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X