PROKAL.CO, SAMARINDA - Seringnya terjadi kelangkaan solar subsidi yang diduga diborong para pengetap, membuat para sopir truk akhirnya resah. Mereka pun berdemonstrasi ke Markas Polres Samarinda di Jl Slamet Riyadi, Kamis (11/7/2019) pukul 12.00.
Para sopir berdemo mendesak polisi bertindak tegas memberantas mafia solar yang marak di Samarinda.
"Sebenarnya aktivitas mafia solar sudah terjadi lama. Hari ini adalah puncaknya kemarahan para sopir truk lama-lama antre di SPBU tapi tidak mendapatkan solar," kata Edi Susanto, Humas Gabungan Sopir Samarinda.
Edi menjelaskan para sopir truk sudah banyak melihat depan mata aksi para pengetap di SPBU, memborong solar tanpa ditindak kepolisian. Untuk itu, pihaknya telah mengumpulkan bukti pengetap tersebut dan akan dilaporkan ke aparat agar diproses hukum. "Harapan kami, para pengetap solar ini diproses hukum," ujarnya.
Saat aksi demonstrasi di jalan, perwakilan sopir truk hanya ditemui Wakil Kapolres Samarinda. Adapun pihak dari Polres belum bisa memberikan jawaban atau mengambil keputusan terkait tuntutan pendemo. Sehingga, direncanakan akan diadakan pertemuan kembali pendemo dengan Kapolres Samarinda.
"Kami tidak akan bosan-bosannya melakukan kegiatan ini (demo markas Polres). Sampai aktivitas penjualan solar di SPBU normal kembali," kata Edi.
Menurut Edi, kondisi penjualan solar subsidi di SPBU tersebar di Samarinda, sebenarnya berjalan lancar. Namun, ketika ada penyelewengan, pengetap ikut antre membeli, maka kelangkaan solar, kembali lagi.
Para sopir truk yang antre lama, tak dapat solar untuk kendaraannya. Ini membuat para sopir berdemo ke markas polisi.
"Ketika ada penyelewengan, penyaluran solar subsidi tidak tepat sasaran," katanya.
Sementara, Humas Polres Samarinda Ipda Danovan mengatakan pihak kepolisian berjanji akan menindak lanjuti keluhan masyarakat ini.
"Kita akan tindak lanjuti keluhan masyarakat. Intinya kami mengawasi beberapa SPBU (diduga tempat aksi para pengetap). Jangan sampai ada kelangkaan solar di SPBU. Mafia solar ini baru kami dengar. Kami baru dapat info masyarakat," ujar Danovan. (mym)