Kaltim Kekurangan Penyuluh Pertanian, Ini Kata Gubernur

- Kamis, 11 Juli 2019 | 12:34 WIB

SAMARINDA – Kurangnya tenaga penyuluh pertanian di Bumi Etam tidak hanya menyulitkan Pemprov Kaltim dalam mewujudkan swasembada pangan pada 2023. Tapi juga berpotensi mengganggu produktivitas pertanian yang mulai menunjukkan perbaikan. Sebab produktivitas pertanian tidak lepas dari sumber daya manusia (SDM) petani yang harus ditingkatkan.

Kaltim saat ini memiliki 7.200 kelompok tani yang harus dibina oleh penyuluh pertanian. Tapi, tenaga penyuluh yang tersedia hanya ada 639 orang sedangkan jumlah desa di Kaltim ada sebanyak 1.020 desa. Padahal, seharusnya minimal satu desa memiliki satu penyuluh pertanian untuk membantu para petani meningkatkan produksinya.

Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, tak hanya Kaltim, tapi seluruh daerah di Indonesia juga kekurangan penyuluh pertanian. Untuk pengawalan dan pendampingan capaian sukses pembangunan sektor pertanian diperlukan 74 ribu orang penyuluh pertanian di seluruh Indonesia. Saat ini baru tersedia 31.500 orang, artinya masih membutuhkan 42.500 orang.

Kurangnya tenaga penyuluh di Kaltim, lanjut Isran dikarenakan banyaknya tenaga penyuluh yang pensiun hingga turunnya penyuluh baru di lapangan. Secara kelembagaan, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) juga belum bisa banyak memberikan tenaga penyuluh baru, sehingga wajar jika penyuluh pertanian kurang.

“Intinya jangan terlalu banyak mengeluh, kerja saja sesuai tugasnya. Untuk menuju swasembada dibutuhkan peningkatan produksi hasil pertanian berarti tugas kita bersama meningkatkan itu,” ujarnya, Rabu (10/7).

Dia menjelaskan, tidak ada strategi khusus untuk meningkatkan jumlah penyuluh pertanian. Pihaknya sadar, penyuluh pertanian merupakan garda depan pembangunan sektor pertanian agar mampu meraih sejumlah prestasi yang membanggakan. Tapi yang terpenting untuk menuju swasembada pangan diperlukan produktivitas pertanian yang terus meningkat.

Saat ini produktivitas pertanian Kaltim mulai membaik. Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kaltim mencatat produksi padi di Kaltim naik 31,04 persen. Dari 305.377 ton gabah kering giling (GKG) menjadi 400.102 ton GKG atau bertambah 94.765 ton. Tak hanya produksi padi, jagung juga terus mengalami peningkatan.

Saat ini produksi jagung di Kaltim mencapai 112.522 ton. Jumlah itu surplus 92.577 ton dibandingkan kebutuhan jagung di Kaltim. “Yang kita perlukan terus meningkatkan produktivitas pertanian agar tercipta swasembada pangan. Masalah kekurangan penyuluh pertanian semua daerah turut merasakan hal tersebut,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X