Gubernur: Ngga Usah Buru-Buru, Duitnya dari Mereka Juga

- Rabu, 10 Juli 2019 | 13:23 WIB

“Kalau soal lahan, mulai kuda makan tembaga sampai kuda makan mentega, masalah lahan itu selalu ada terus. Itu biasa saja. Intinya, (proyek kereta) kita tunggu saja. Yang mau berinvestasi ini kan Pemerintah Rusia”

 

Isran Noor, Gubernur Kaltim

 

Pemprov Kaltim memilih bersabar. Meski Rusia terkesan kurang serius membangun rel kereta yang menghubungkan Penajam Paser Utara (PPU) dengan Kutai Barat (Kubar).

 

SAMARINDA–Kelanjutan pembangunan rel kereta di Kaltim belum jelas. Gubernur Kaltim Isran Noor tetap menunggu langkah dari investor atau Pemerintah Rusia. Dia belum berencana menawarkan ke pemodal lain.

Isran menuturkan, saat ini berbagai evaluasi sedang dilakukan pemerintah atas rencana pembangunan rel kereta api tersebut. Meski proyek itu telah dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak November 2015.

Sekarang, ujar Isran, Pemprov Kaltim sifatnya menunggu. Dengan alasan, seluruh pendanaan pada proyek itu adalah murni investasi dari Pemerintah Rusia melalui PT Kereta Api Borneo (KAB). Sehingga tidak menjadi persoalan ketika proyek itu cepat atau lambat dikerjakan.

“Tunggu saja. Kan lain duit APBD juga itu. Itu duit swasta. Ya, tunggu saja, gimana dari PT Kereta Api Borneo (Rusia). Mau lanjut, ayo! Kalau enggak mau, ya enggak apa-apa,” kata dia kepada media ini.

Pria yang pernah menjabat Bupati Kutim selama dua periode itu juga enggan mencari-cari investor lain yang akan membiayai proyek tersebut. Menurut dia, nilai investasi untuk membangun rel kereta api tidak sedikit. Untuk membangun rel kereta api dari Buluminung (PPU) hingga Kubar di perbatasan Kalimantan Tengah (Kalteng) memerlukan dana Rp 70 triliun. “(Mencari investor lain) enggak lah. Karena itu adalah keinginan Pemerintah Rusia. Kalau mereka enggak jadi, belum tentu yang lain juga mau,” ujarnya.

Diakui, untuk menghadirkan kereta api di Kaltim memang tidak mudah. Para investor memerlukan banyak pertimbangan. Baik dari sisi pembiayaan, kemudahan perizinan, dan pemanfaatan jangka panjang. Atas pertimbangan itu, Isran merasa masih bersedia menunggu keseriusan PT KAB merealisasikan proyek tersebut.

“Karena ini investasi, saya kira Pemerintah Rusia memiliki pertimbangan-pertimbangan tersendiri dengan proyek itu. Tentu mereka punya kewaspadaan-kewaspadaan. Kami tunggu saja, enggak usah terburu-buru. Orang duitnya dari mereka juga,” imbuhnya.

Kendati demikian, Isran berharap, Pemerintah Rusia dapat merealisasikan proyek tersebut. Ke depannya, keberadaan kereta api dinilai dapat mendongkrak ekonomi dan pembangunan di Kaltim. Utamanya memberikan kemudahan dari sisi kegiatan pengangkutan baru bara atau kelapa sawit di Kubar dan PPU.

“Kemarin (Juni), mereka (PT KAB) habis ke PPU. Mungkin mereka mau meyakinkan diri dulu sebelum melanjutkan proyek itu. Dengan Pak Wakil Gubernur (Hadi Mulyadi), mereka ke lapangan, ke PPU. Kami tunggu saja, mudah-mudahan jalan,” urainya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X