Keluarga Curiga Salah Sasaran, Polisi Klaim yang Bersangkutan Jadi TO

- Rabu, 10 Juli 2019 | 13:17 WIB

Keluarga tidak puas dengan kematian Radaliansyah (35) alias Ancah yang disebut terlibat peredaran narkoba oleh polisi. Dugaan petugas salah sasaran pun mereka munculkan ke permukaan.

 

RAUT Ramadan seketika muram. Dia teringat kembali dengan perbincangan terakhirnya bersama Ancah, beberapa jam sebelum kabar kematian sang kakak menggaung di rumah mereka, Minggu (7/7) malam. “Dia keluar rumah untuk beli voucher pulsa,” ucap Ramadan.

Dia yakin benar, Ancah tidak terlibat dengan peredaran narkoba, seperti yang disangkakan para polisi saat meringkus kakaknya, malam itu. Keluarga percaya, Ancah jadi korban salah sasaran. “Orang lainlah yang diburu polisi,” tegasnya. Meski begitu, dia tidak tahu pasti.

Ramadan pun menyebut identitas seseorang. Dia yakin, sasaran polisi sebenarnya adalah orang tersebut. “Sebelum kedatangan polisi, orang itu terlihat di tempat warga biasa berkumpul, tak jauh dari rumah Pak RT (Ipan Gazali),” terang dia. Menurut dia, ketika orang itu pergi, Ancah kebetulan mengunjungi tempat tersebut. Barulah tidak lama kemudian petugas datang.

Lantas kenapa Ancah kabur ketika disambangi polisi? “Saya pikir dia (Ancah) panik karena memang membawa sajam (senjata tajam). Tetapi bukan narkoba,” tegas dia. Ya, saat kejadian Ancah diketahui sempat menodongkan sajam berupa badik.

Menurut Ramadan, membawa sajam ke mana-mana jadi kebiasaan baru Ancah. Yakni setelah menjadi korban penyerangan. Trauma itu membuatnya tidak tenang bila tak mempersenjatai diri saat keluar rumah.

Kediaman Ipan Gazali di Jalan Bung Tomo, RT 13, Kelurahan Baqa, Samarinda Seberang, jadi lokasi Ancah melarikan diri hingga ditangkap, kemudian meninggal saat hendak ditangani di RS Inche Abdoel Moeis. Sebagai informasi, dari aksi penangkapan itu, Ancah mendapat luka di beberapa bagian. Yakni, lengan kiri, di bawah ketiak kiri, dan kepala.

Nah, hal lain yang membuatnya skeptis, saat jasad Ancah dibawa ke RS IA Moeis, mulanya dia tidak melihat ada sayatan di kepala. “Kok pas dibawa pulang, ada. Kemungkinan itu bekas mengambil peluru,” tukasnya.

Luka yang dilihat keluarga, di bawah ketiak ada bekas peluru tajam, dan kepala. “Kalau yang di lengan enggak tembus,” ujarnya. Bahkan, saat di IGD RS IA Moeis, Ramadan mengaku sempat diminta meninggalkan ruangan oleh polisi.

Keluarga sangat menyayangkan tindakan aparat yang dinilai brutal menembaki Ancah. Saat ini keluarga masih mengumpulkan bukti-bukti untuk memastikan bahwa kerabatnya tidak terlibat peredaran narkoba seperti yang disangkakan petugas. “Keluarga masih mengumpulkan bukti-bukti. Seperti keterangan warga yang saat itu ada di sekitar tempat kejadian,” jelas Ramadan.

Dikonfirmasi kemarin, Kasubag Humas Polresta Samarinda Ipda Danovan menuturkan, mereka menemukan barang bukti narkoba di tubuh Ancah. “Sebelumnya sudah ada tindakan persuasif, tapi yang bersangkutan melarikan diri dan menyerang polisi,” ujar perwira balok satu itu.

Hal itulah yang membuat petugas mengambil tindakan tegas dengan melumpuhkan pelaku. Danovan juga menegaskan, Ancah sudah masuk target operasi kepolisian. Sepuluh paket sabu-sabu jadi barang bukti polisi. (*/dra/dns/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X