Menyusuri Keindahan Budaya dan Kekuatan Ekonomi Shaanxi

- Senin, 8 Juli 2019 | 11:57 WIB

Sejak zaman dulu Provinsi Shaanxi menjadi pintu gerbang perdagangan Tiongkok. Terutama Kota Xi'an yang menjadi rute perdagangan jalur sutra. Berikut laporan wartawan Jawa Pos Puji Tyasari dan Becky Subechi yang saat ini berada di Tiongkok.

------

Perjalanan bersama rombongan Konsulat Jenderal Tiongkok di Surabaya kali ini terasa istimewa. Selain mengenal pusat perdagangan dan logistik berskala internasional di Xi'an, juga bisa menyaksikan langsung ribuan terakota. Ribuan patung dari tanah liat itu adalah tentara penjaga makam Raja Qin Shi Huang, pendiri Dinasti Qin. Dinasti yang kali pertama menyatukan Tiongkok.

Menurut catatan sejarah, ada 13 dinasti yang pernah beribu kota di Xi'an (dulu disebut Chang'an). Selain Dinasti Qin, beberapa dinasti yang terkenal adalah Dinasti Zhou, Han, dan Tang. Tak mengherankan jika sejarah, budaya, dan perekonomian begitu berkembang di Xi'an. Untuk mencapai Xi'an, rombongan menempuh perjalanan jalur darat dengan menggunakan kereta api cepat dari Chengdu, Provinsi Sichuan. Hanya butuh waktu empat jam untuk menempuh dua kota yang terbentang jarak 800 km itu.

Saat berada di Chengdu, jangan lupa mampir ke Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding. Di pusat penelitian dan pengembangbiakan panda itu, ada tiga bayi panda yang baru lahir. Lahir pada awal Juni lalu, usia mereka kini baru satu bulan. Kelahiran bayi panda tersebut disambut antusias masyarakat dan wisatawan. Sebab, panda yang memiliki masa hidup hingga 30 tahun itu tergolong tidak mudah berkembang biak.

Seperti kota lain di Tiongkok, Chengdu dan Xi'an merupakan kota modern. Ada Xi'an International Trade & Logistics Park yang merupakan zona perekonomian. Pusat perdagangan dan logistik internasional itu menjadi platform penting bagi Provinsi Shaanxi dan Xi'an terkait dengan Belt and Road Initiative (BRI) Tiongkok. Khususnya dalam membuka rute perdagangan ke Uni Eropa dan penjajakan ke berbagai negara lain.

Xi'an menjadi kota penghubung (hub) penting untuk jalur kereta api dari beberapa kota seperti Tianjin, Shandong, Shenzhen, Xiamen, dan Guangzhou. Terutama untuk menuju pasar ekspor di Asia Tengah dan Eropa. Di antaranya, ke Teheran, Warsawa, Moskow, Budapest, dan Hamburg. Beberapa komoditas diekspor ke Eropa. Antara lain, tekstil, sepatu, peralatan mesin, dan spare part. Adapun komoditas yang diimpor dari Eropa berupa plastik dan peranti sepeda motor. Untuk Asia Tengah, Tiongkok mengekspor plastik, karet, dan peralatan listrik. Juga mengimpor gandum dan kacang hijau.

Dalam kompleks Xi'an International Trade and Logistics Park, terdapat Xi'an Aiju Grain and Oil Industry Group yang membangun kerja sama dengan Kazakhstan. Dalam BRI, Alashankou, salah satu kota di Tiongkok, berperan sebagai tempat transit dan Xi'an menjadi pusat distribusi.

Di Xi'an, sejarah kebudayaan dan peradaban Tiongkok kuno terus dijaga dan dirawat. Begitu juga ribuan terakota tentara penjaga makam Raja Qin yang ditemukan pada 1974. Situs ribuan terakota yang dilindungi dalam Museum of the First Qin Emperor's Terracotta Warriors and Horses itu dibuka untuk wisatawan sejak 1979. Hingga saat ini, Terracotta Warriors tak pernah sepi pengunjung. Destinasi wisata yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 1987 itu memang sangat memukau.

Staf Departemen Pendidikan Museum of the First Qin Emperor's Terracotta Warriors and Horses Liu Lu mengatakan, makam itu dipersiapkan sendiri oleh Raja Qin sebelum meninggal. Pembangunannya membutuhkan waktu 38 tahun dengan 720 ribu pekerja. ”Lubang-lubang prajurit terakota ditemukan 5 meter di bawah tanah,” katanya.

Kini luas area makam yang dilindungi itu mencapai 45,69 km persegi. Ada tiga lubang galian di area tersebut. Pada lubang pertama, terdapat sekitar 6 ribu patung. Lubang kedua diisi 1.300 patung. Yang spesial di lubang kedua, ada terakota prajurit berkuda dan prajurit pemanah. Pada lubang ketiga, ada 68 patung. Hingga saat ini, penggalian masih terus dilakukan. Patung-patung yang pecah juga diperbaiki atau direstorasi. Ada 20 arkeolog dan 30-an staf pelindung warisan yang dilibatkan dalam upaya restorasi.

Meski begitu, yang masih menjadi misteri adalah makam Raja Qin yang belum ditemukan. Tantangan lain adalah melindungi warna patung terakota. Sebab, saat awal ditemukan, patung-patung tersebut memiliki warna. Menurut Liu Lu, saat ini ada 17 macam warna patung. Patung yang masih memiliki warna disimpan dengan baik. Salah satunya adalah patung prajurit pemanah. Pada baju bagian bawah prajurit pemanah itu, tersirat warna merah yang masih jelas terlihat. (*/c11/oki)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X