PENAJAM- Paket pengerjaan peningkatan di Kecamatan Penajam, Kabupatan Penajam Paser Utara (PPU) segera dikerjakan pada tahun ini. Ada empat paket peningkatan jalan sebesar Rp 26,655 miliar, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2019. Empat kegiatan tersebut bakal digarap pada akhir bulan ini. Dengan nilai kegiatan masing-masing sekira Rp 6 hingga 7 miliar.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten PPU Edi Hasmoro empat paket kegiatan peningkatan jalan tersebut sudah dalam tahap lelang. Yakni Peningkatan Jalan Gusung - BTN Km. 04 dengan pagu sebesar Rp 7,35 miliar. Telah diumumkan pada 21 - 28 Mei, yang diikuti sebanyak 28 peserta. Pemenangnya adalah CV Karya Puncak Harapan, Jalan Propinsi RT 006 Kelurahan Petung Kecamatan Penajamdengan harga negoisasi Rp 7,294 miliar. Jadwal penandatanganan kontrak pada 9-25 Juli.
Kemudian ada dua kegiatan yang ditender ulang. Yakni Peningkatan Jalan Gunung Seteleng - Kapao (Jambu) dengan pagu Rp 7,023 miliar dan diumumkan pada 20 - 27 Juni. Diikuti sebanyak 36 peserta, dengan jadwal penandatanganan kontrak pada 17 Juli - 5 Agustus. Dan Peningkatan Jalan Sotek - Bukit Subur dengan pagu Rp 6,097 miliar yang diumumkan di Unit Layanan Pengadaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (ULP-LPSE) pada 20 - 27 Juni. Jumlah pesertanya sebanyak 35 badan usaha.
Dengan jadwal penandatanganan kontrak pada 17 Juli - 5 Agustus. Dan kegiatan Peningkatan Jalan UPT Lama - Girimukti dengan pagu Rp 6,185 miliar. Diumumkan pada 20 - 27 Juni lalu yang diikuti oleh 36 peserta. Dengan jadwal penandatanganan kontrak pada 17 Juli - 5 Agustus. “Jadi sebelum tanggal 22 Juli, diharapkan kegiatan tersebut sudah terkontrak. Pengerjaan sampai 15 - 20 Desember. Dengan masa pengerjaan 120 dan 90 hari kalender,” ujar pria berkacamata ini.
Mantan Kabid Kebersihan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten PPU ini, menuturkan dari empat kegiatan yang mendapat DAK tahun 2019 tersebut, kegiatan Peningkatan Jalan Sotek – Bukit Subur yang mendapat perhatian. Pasalnya, akses jalan tersebut kerap dikeluhkan warga. Terutama saat musim penghujan. Di mana jalan sepanjang 12 km tersebut, menjadi “jalan bubur”. Dan membuat pengendara yang melintas menjadi kesulitan. “Memang ada bebarapa titik yang rusak berat. Karena cuaca hujan. Apalagi jalan agregat kelas B, yang tegerus. Dilalui kendaraan yang membawa muatan berat. Termauk di tanjakan,” ungkap Edi.
Dia menambahkan prioritas penanganan terhadap kegiatan Peningkatan Jalan Sotek – Bukit Subur, adalah jalan yang berlubang dan tanjakan yang rusak berat. Di mana, berdasarkan pantauan ada beberapa titik yang mengalami kerusakan berat. Dengan nilai kegiatan sebesar Rp 6,-97 miliar maka yang dapat ditangani hanya 900 meter. Dengan konstruksi rigid beton. “Jadi hanya spot-spot (titik-titik) tertentu saja. Kurang dari 1 km,” ucapnya.
Dengan anggaran yang terbatas itu, Edi mengatakan bakal mengusulkan lanjutan kegiatan pada tahun 2020. Lanjutan kegiatan Peningkatan Jalan Sotek – Bukit Subur akan diusulkan pada APBD tahun 2020, bantuan keuangan (bankeu) hingga DAK tahun 2020. Dengan jumlah usulan mencapai Rp 15 miliar. “Kalau di APBD perubahan, waktunya enggak cukup. Makanya diusulkan kembali tahun depan. Mana yang duluan disetujui. Karena perbaikan jalan di sana, salah satu target yang harus segera ditangani,” tandas dia.
Sebagai informasi, perbaikan jalan menuju Desa Bukit Subur sempat dianggarkan pada tahun lalu. Perbaikan jalan rusak dan berlumpur itu, menggunakan dana Bantuan Keuangan (Bankeu) Tahun 2018 sebesar Rp 3,804 miliar. Yang dikerjakan pada Oktober 2018. Dengan anggaran segitu, hanya mampu menangani beberapa perbaikan titik saja. Dengan konstruksi rigid beton. Sebelumnya, peningkatan Jalan Sotek – Bukit Subur sempat dianggarkan pada tahun 2015 lalu. Menggunakan APBD Tahun 2015 sebesar Rp 9,747 miliar. Yang dikerjakan pada Juli 2015. (*/kip)
