Saatnya Mendorong Produksi Beras Lokal

- Sabtu, 6 Juli 2019 | 11:32 WIB

Pemprov Kaltim bertekad mengurangi ketergantungan beras dari luar dengan mendorong produksi petani lokal. Harapannya pada 2023 swasembada beras dapat terwujud.

 

BALIKPAPAN - Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Kaltim Ibrahim mengatakan ada 50 kecamatan ditetapkan sebagai daerah sentra produksi beras. Beberapa kecamatan strategis dijadikan sebagai sentra beras di antaranya berada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Paser, Berau, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara.

 “Ada 10 daerah di Kaltim memiliki kecamatan yang strategis sebagai sentra produksi beras. Untuk 50 kecamatan tersebut sudah berhasil memproduksi beras,” ungkapnya (5/7). Bukan hanya menetapkan sebagai sentra beras, dinasnya juga membantu petani berupa mesin pengubahan gabah menjadi beras serta mesin pengering gabah. Termasuk bantuan mesin menanam padi, perbaikan infrastruktur jalan dan irigasi pertanian.

“Upaya yang dilakukan guna mendorong produksi padi Kaltim semakin meningkat, sehingga kita tidak lagi bergantung beras dari luar Kaltim,” ujar Ibrahim.

Dia memaparkan, Dinas PTPH juga mempunyai Toko Tani Indonesia Centre (TTIC). Di mana produk-produk unggulan di kabupaten dijual di toko tersebut. Seperti beras Desa Sebakung Paser, Desa Kaubun Kutim maupun produksi desa lainnya.

Melalui TTIC, komoditi produksi petani dapat langsung terserap dan dibeli konsumen dengan harga yang sangat terjangkau. TTIC dapat menjembatani produk petani diserap Bulog, sehingga berapa pun produksi petani pasti akan terpasarkan dengan harga tidak merugikan pelaku utama. “Kami yakin produksi petani cepat terserap dan terjual. Konsumen pasti ke sini sebab harga murah dan kualitas terjamin,” tegasnya.

Di samping itu, TTIC juga akan mendukung stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok dan strategis. Juga, memberikan kemudahan akses konsumen atau masyarakat terhadap bahan pangan pokok dan strategis dengan terjangkau dan wajar. “TTIC ini untuk menyerap produk pertanian dengan harga layak dan menguntungkan petani. Khususnya bahan pangan pokok dan strategis,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Badan Urusan Logistik (Bulog) Regional Kaltim dan Kaltara (Kaltimra) Arwakhudin Widiarso mengatakan, realisasi tahun lalu sebesar 98 persen dari target sekitar 4.500 ton. Sementara serapan operasi pasar hingga Desember lalu 6,5 ton. Penyerapan gabah dari petani terbesar berasal dari Babulu, Penajam Paser Utara. Beras yang diserap semuanya tipe medium.

Ia membeberkan, target tahun lalu memang ada penyesuaian dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2017, target satu tahun 15.560 ton. Realisasinya hanya 3.719 ton atau hanya 23,90 persen. Melihat realisasi itu maka ada penyesuaian dari pusat.

Target tahunan Bulog Kaltimra sejak 2012 di angka 15.000 ton. Dan kala itu tercapai 15.102 ton. Namun, sejak itu justru serapan dari petani mengalami penurunan. Bahkan 2016 hanya mampu merealisasikan 956 ton saja. Target tahun ini naik cukup tajam, 20.000 ton. “Kenaikannya cukup tinggi. Beberapa langkah akan kami jalankan di tahun ini, salah satunya program on farm,” imbuhnya.

Lahan 1 hektare di daerah PPU sudah dikembangkan, memasuki masa tanam kemungkinan Februari sudah masa panen. Pihaknya sebenarnya ingin mengembangkan di lahan lebih besar lagi. Namun, minim warga yang ingin menyewakan tanahnya. Jadi sementara hanya 1 hektare dulu. “Sudah ada hasilnya, itu juga kami sedang tingkatan kualitasnya,” bebernya. Adapun langkah lainnya seperti koordinasi dengan Dinas Pertanian Kaltim. Mendorong penambahan lahan tanam petani padi. (aji/ndu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eksistensi Usaha Minimarket Kian Tumbuh

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20 WIB

Harga Daging Sapi di Kutai Barat Turun

Sabtu, 27 April 2024 | 10:00 WIB

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X