Harga Landai, Kontribusi Tetap Positif

- Sabtu, 6 Juli 2019 | 11:30 WIB

KINERJA lapangan usaha pertanian pada triwulan II 2019 diprediksi kembali mengalami akselerasi pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja pertanian ini didukung outlook positif dari subsektor perkebunan kelapa sawit.

Meski sejak awal 2019 harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terus berfluktuasi, lapangan usaha pertanian mampu berkontribusi sebesar 0,43 persen pada ekonomi Kaltim triwulan I 2019. Lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya berkontribusi 0,39 persen.

Diketahui, peningkatan harga TBS hanya terjadi pada Maret dengan menyentuh level Rp 1.302 per kilogramnya. Namun sejak April harganya kembali menurun hingga Juni harga sudah mencapai Rp 1.197 per kilogram.  Penurunan TBS tak lepas dari harga crude palm oil (CPO) yang rata-rata per bulan tergerus 5 persen.

Kepala Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Harry Aginta mengatakan, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan Kaltim pada triwulan I 2019 mengalami akselerasi pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya. Lapangan usaha pertanian tercatat tumbuh sebesar 6,33 persen year on year (yoy) pada triwulan I 2019, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 5,74 persen (yoy).

“Dengan pangsa sebesar 7,83 persen terhadap ekonomi Kaltim, lapangan usaha pertanian berkontribusi sebesar 0,43 persen pada ekonomi Kaltim triwulan I 2019,” ujarnya Jumat (5/7).

Dia menjelaskan, peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian didukung naiknya output perkebunan kelapa sawit atau TBS seiring dengan peningkatan harga pada triwulan I 2019. Peningkatan produksi TBS Kaltim triwulan I 2019 sejalan dengan kinerja industri CPO yang tercermin dari naiknya volume ekspor Kaltim.

“Meski harga TBS kelapa sawit terus menurun, memasuki triwulan II 2019 kinerja lapangan usaha pertanian kami prediksi kembali mengalami akselerasi pertumbuhan. Bahkan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya,” katanya.

Implementasi kebijakan B20 yang dilakukan oleh pemerintah diperkirakan berdampak terhadap peningkatan kebutuhan biofuel dengan bahan baku TBS. Tren B20 tetap bisa memberikan dampak baik bagi TBS di Kaltim meskipun harganya masih mengalami fluktuasi. “Meski harganya menurun, nyatanya kontribusinya terhadap ekonomi terus membaik. Terjadi peningkatan kontribusi positif untuk ekonomi Kaltim,” ungkapnya.

Di sisi pembiayaan, penyaluran kredit ke lapangan usaha pertanian triwulan I 2019 masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, walaupun tidak sekuat triwulan sebelumnya. Kredit lapangan usaha pertanian triwulan I 2019 tercatat tumbuh sebesar 7,26 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018 yang tercatat 9,98 persen (yoy).

“Namun demikian, risiko penyaluran kredit pada lapangan usaha pertanian triwulan I 2019 masih terjaga pada level non performing loan (NPL) 0,67 persen,” pungkasnya. (*/ctr/ndu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eksistensi Usaha Minimarket Kian Tumbuh

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20 WIB

Harga Daging Sapi di Kutai Barat Turun

Sabtu, 27 April 2024 | 10:00 WIB

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X