Penurunan Tiket Tidak Terlalu Berdampak, Ini Sebabnya

- Rabu, 3 Juli 2019 | 11:00 WIB

BALIKPAPAN- Penurunan tarif tiket maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) diprediksi tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan penumpang pesawat. Pasalnya penyesuaian tarif tersebut pada hanya berlaku pada waktu dan rute tertentu.

General Manager Angkasa Pura I Balikpapan Farid Indra Nugraha mengatakan, mahalnya harga jual tiket pesawat terbang kali ini cukup berdampak kepada penurunan penumpang. Baik di Balikpapan dan Samarinda. “Total penurunan di dua bandara ini mencapai 17 persen dibanding tahun lalu. Untuk Balikpapan saja sekitar 30 persen,” ungkapnya, Selasa (2/7).

Ia mengakui, sejauh ini sudah beberapa maskapai dengan tarif rendah mulai menurunkan harga tiket. Namun, hanya pada jam-jam tertentu. Untuk rute Balikpapan-Surabaya, load factor-nya lumayan tinggi sekitar 80 persen. Tetapi, jumlah penerbangan turun. Dari awalnya lima jadwal penerbangan, sekarang hanya tiga.

“Kalau ditanya load factor rata-rata ya masih padat. Cuma ada jadwal penerbangan yang ditutup,” bebernya. Farid membeberkan, ada 16 flight dari Balikpapan yang dinonaktifkan. Paling banyak ke Jakarta. Ada 5 flight dan Surabaya sekitar 4 flight.

“Dengan adanya penurunan tarif, semoga bisa kembali membuka flight yang dinonaktifkan tersebut. Tapi, kalau konsepnya seperti ini tidak ada berdampak besar. Apalagi, yang full service masih mahal,” terangnya. Ia berharap, harga di semua segmen pesawat bisa turun. Kalau hanya LCC efeknya tidak terlalu besar. “Tapi kita tunggu saja bagaimana nanti,” imbuhnya.

Untuk tren jumlah penumpang, pihaknya menarik dalam periode satu bulan. Jadi bulan ini belum terlihat dampak dari penyesuaian tarif ini. Terlebih penurunannya baru dilakukan Senin (1/7) kemarin. Dari pantauan Kaltim Post di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, kondisi penumpang normal. Tidak ada lonjakan signifikan.

Ketika melihat situs tiket online, pada Juli ini tarif pesawat menunjukkan penurunan. Namun, pada hari dan jam tertentu. Untuk jam, harga tiket murah pada penerbangan pagi. Namun setelah pukul 12.00 Wita, harga terpantau mahal atau di atas Rp 1 jutaan. Sebagai contoh, harga tiket Lion Air, Balikpapan-Surabaya 09.55 Wita Rp 842 ribu namun di siang hari pukul 15.15 Rp 1,2 juta.

Saat ini, pemerintah telah meminta maskapai penerbangan menurunkan harga menjadi 50 persen dari tarif batas atas (TBA). Itu berlaku pada rute dan jam penerbangan tertentu. Kebijakan tersebut mengikuti penurunan TBA 12-16 persen pada pertengahan Mei lalu. Dari kebijakan itu, rata-rata TBA turun 15 persen.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono menyatakan, hingga saat ini rata-rata harga tiket pesawat Lion Air terhadap TBA turun dari 54,2 persen menjadi 42,7 persen. Atau, secara persentase, penurunan harga tiket mencapai 11 persen. Sementara itu, tarif tiket AirAsia 38,3 persen dari TBA.

”Dapat disimpulkan bahwa harga tiket LCC kelas ekonomi yang melayani penerbangan domestik di Indonesia dapat bergerak di bawah 50 persen dari TBA. Itu harapan kami ke depan,” kata Susi.

Tiket-tiket pesawat yang diklaim murah itu akan tersedia untuk penerbangan pada Selasa, Kamis, dan Sabtu. Jam keberangkatannya pukul 10.00 hingga 14.00 waktu setempat. Namun, alokasi seat-nya tertentu saja dari total kapasitas pesawat. Artinya, hanya ada beberapa kursi dalam satu penerbangan yang diberi tiket dengan harga 50 persen dari TBA.

Biaya penerbangan murah tersebut akan ditanggung bersama oleh maskapai penerbangan, pengelola bandara, penyedia bahan bakar, serta AirNav. “Jadi, antara maskapai, Angkasa Pura I dan II, Pertamina, dan lain-lain itu yang akan menanggung penerbangan murah ini. Ini juga supaya maskapai tidak menanggung sendiri, supaya tidak memberatkan,” jelasnya.

Mengenai jadwal flight dan sharing cost dari setiap pihak, Susi menyatakan belum klir. Pemerintah dan pemangku kepentingan berencana membahas masalah tersebut lebih lanjut pekan ini. Yang pasti, sharing cost yang ditanggung bersama tidak akan mengorbankan sisi safety dari AirNav, maskapai, maupun pengelola bandara. Pemerintah juga akan berdiskusi dengan maskapai, mana saja komponen biaya yang bisa diturunkan agar harga tiket bisa lebih murah.

Dewan Pembina DPD Asita Kaltim H Eddy Yusuf Assainar menuturkan, penurunan tiket ini terkesan main-main. Sebelumnya, ada penegasan tiket turun, tapi tetap saja di atas Rp 1 juta. Maskapai, justru memberlakukan promo untuk menyiasati penurunan.

“Kalau sekarang ada waktunya lagi di mana harga tiket murah. Ya sama saja, tidak bisa mendongkrak penumpang cukup signifikan. Apalagi untuk tarif pesawat LCC. Kalau bisa serentak semua turun. Toh, ke luar negeri masih lebih murah dari Jakarta,” serunya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X