JALAN Basuki Rahmat, tepat di depan gedung DPRD Samarinda, sudah sejak empat bulan lalu berubah lajur. Yang sebelumnya dua lajur, kini menjadi satu. Jalur satu arah itu semua mengarah ke persimpangan Jalan Basuki Rahmat–Imam Bonjol–Agus Salim. Sayangnya, banyak pengendara belum paham, dan tentunya membahayakan pengendara lain, Jajaran Satlantas Polresta Samarinda pun lakukan penindakan kemarin (1/7). Faktanya, tak sedikit polisi memberikan “surat cinta” alias tilang ke pengendara yang melanggar.
“Pengendara menganggap melawan arus itu bisa memangkas waktu, padahal jelas sudah ada rambu larangan belok kiri yang terpasang,” ungkap Kanit Patroli dan Pengawalan (Patwal) Satlantas Polresta Samarinda AKP Yasir.
Menurut dia, banyak pengendara yang menyalahi aturan, rata-rata keluar dari Jalan Danau Toba. Perwira balok tiga itu melanjutkan, anggotanya yang bertugas selalu mengingatkan tidak lagi melawan arus. “Kalau ditegur saja tak ada efek jera, makanya langsung dilakukan penindakan,” tegasnya.
Yasir menyebut, masyarakat yang melanggar itu biasanya pura-pura tidak tahu kalau jalan itu sudah berubah satu arah.
“Kebanyakan sih supaya cepat, ketimbang mereka harus berputar-putar,” tuturnya.
Imam Musliman, salah satu pengendara yang terjaring razia mengaku baru tahu jika jalur tersebut sudah berubah. “Biasanya lewat sini enggak ada masalah, tapi memang sudah merasa aneh karena traffic light kok mati,” ungkap ojek daring tersebut. Dia menuturkan, tak bakal lagi lewat di kawasan tersebut. “Cari uang saja sudah susah, Mas. Disuruh tambah bayar tilang, kan repot,” ucapnya dibarengi senyuman. (*/dra/ypl/k16)
