Agar Tidak Jadi Racun, Musnahkan Obat Kedaluwarsa

- Senin, 1 Juli 2019 | 09:58 WIB

SEBAGIAN besar orang, secara asal membuang obat. Masuk ke tempat sampah begitu saja. Padahal, ada cara khusus memusnahkannya. Apoteker Andhika Jaya Saputra menyebut, salah satu efek yang ditimbulkan berdampak pada lingkungan. Obat adalah racun yang membahayakan siapa pun. Namun, dengan dosis tepat dapat menyembuhkan.

Sebenarnya tidak masalah jika yang dibuang sedikit. Tanah dan air memiliki pengurai, sehingga dalam jumlah terkontrol masih ada toleransi. Beda jika skala besar, caranya lebih kompleks.

“Memang masih banyak yang belum tahu. Tapi, sudah ada video cara membuang obat kedaluwarsa dengan benar di internet. Itu untuk jumlah sedikit. Jadi imbauan juga untuk para apoteker untuk berbagi informasi mengenai hal tersebut,” ungkap pria yang akrab disapa Dhika itu.

Selama ini selalu berpatok pada tanggal kedaluwarsa di kemasan. Dhika mengungkapkan tak mesti seperti itu. Dalam dunia farmasi, dikenal istilah beyond use date (BUD). Artinya, masa terbaik obat untuk digunakan. Sebagai contoh, ketika membeli obat sirop dan langsung membuka segelnya, ketahanan obat hanya tiga bulan setelah dibuka. Walau tanggal kedaluwarsa yang tertera masih beberapa tahun kemudian, tetap perhatikan BUD. Hal itu disebabkan karena potensi terkontaminasi dengan suhu dan udara lebih tinggi.

“Untuk melihat apakah obat masih layak atau tidak, caranya gampang. Dilihat dari warna, aroma, dan endapan. Contohnya, saat dibeli warnanya masih putih kekuningan, tapi lama-kelamaan jadi agak kehijauan, itu sudah enggak baik. Aroma jelas beda dan tidak enak. Sedangkan endapan, di bagian bawah obat cenderung menggumpal karena ada zat terdispersi atau larut,” ungkapnya.

Terkait obat sirop, pembuangannya cukup mudah yakni ke wastafel atau saluran air mengalir. Kemudian, label pada botol dibuka dan tutupnya digunting atau dihancurkan. Terakhir masukkan ke kantong tertutup. Dikhawatirkan, kemasan yang masih utuh bisa disalahgunakan oknum tidak bertanggung jawab. Sedangkan antibiotik harus dikubur ke dalam tanah.

Untuk obat tablet, biasanya digerus. Dicampur air atau tanah lalu dikubur. Dibuka dari setrip kemasan dan digunting kecil-kecil. Kapsul cukup dibuka dan digunting. Ciri tablet yang sudah tidak baik biasanya dilihat dari warna dan aroma. Umumnya muncul warna cokelat kehitaman atau kehijauan. Bisa disebabkan kedaluwarsa atau cara penyimpanan kurang tepat sehingga perkembangan bakteri lebih cepat.

Untuk jenis obat krim, gel, atau salep hanya satu bulan. Dhika menyarankan membeli kemasan kecil. Keluarkan dari pot atau tube, campur dengan tanah lalu masukkan ke kantong dan buang ke tempat sampah. Terakhir, obat steril seperti tetes mata dan telinga. Ketika baru dibuka, tahan 30 hari, langsung buang. Meski tanggal kedaluwarsanya masih lama, sudah tidak sehigienis awal.

“Cara penyimpanan obat berpengaruh terhadap kualitas. Tertera di kemasan. Biasakan kalau beli obat minta brosur lengkapnya. Jadi kita tahu, ini disimpan di mana dan suhu berapa. Paling penting, jangan sampai terpapar cahaya matahari langsung,” pungkas alumnus Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta itu. (*/ysm*/rdm/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X