Tuntaskan Hobi Sekaligus Beramal

- Minggu, 30 Juni 2019 | 23:12 WIB

 PERAIRAN Kutai Kartanegara (Kukar) memang potensial untuk memancing. Terutama kawasan lautnya yang membentang hingga Selat Makassar. Hal itu yang kembali dirasakan awak Kaltim Post pada 1–2 Juni 2019.

 

MESKI hanya bertema mancing gembira, tetap saja keseruan di atas kapal selalu dirindukan. Disebut gembira, karena mancingnya di rumpon. Bagi sejumlah pemancing, mancing di rumpon sangat mudah. “Sudah pasti dapatnya. Tinggal banyak atau dikit. He-he-he,” kata Arif Ardiansyah, peserta mancing.

Mancing awal bulan sebelum Lebaran itu diikuti 10 orang. Ditambah satu kapten kapal dan satu anak buah kapal (ABK). KM Attaka Boat kembali kami percaya. Kapal yang memang sering mengantar pemancing dari berbagai daerah.

Start dari dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Manggar, Balikpapan, sekitar pukul 15.00 Wita, kapal menuju spot memerlukan waktu 3 jam. Dilihat dari GPS, spot berada tak jauh dari Rig Bekapai. Rig yang masuk area Blok Mahakam itu secara administrasi masuk wilayah Kukar.

Tiba di spot sekitar pukul 18.10 Wita. Tak lama kemudian, para pemancing sudah siap-siap berbuka puasa. Makanan telah disajikan oleh ABK. “Sensasi berbuka puasa di tengah laut. Di atas kapal memang seru,” kata Adi M, pemancing.

Setelah menyantap hidangan berbuka dan salat Magrib, para pemancing pun beraksi. Satu demi satu pemancing yang tergabung dalam komunitas Balikpapan Brother Fishing (BBF) itu menurunkan piranti. Karena mancing di rumpon, joran pun langsung melengkung. “Strike,” kata Muklis Khan, pemancing lainnya menarik joran miliknya. Mata pancing yang dipasang umpan cumi-cumi disambar ikan.

Satu per satu pemancing secara bergantian maupun bersamaan menarik ikan. Dalam waktu singkat, satu dari tiga boks sudah penuh ikan. Pada malamnya, kapten kapal mengajak ke spot batu dengan kedalaman sekitar 80 meter. Di sini, sejumlah peserta mencari peruntungan menggunakan teknik jigging.

-

Menggunakan metal jig sekaligus menjadi umpan. Metal jig terbuat dari timah yang dicat atau diberi pewarna. Juga fosfor agar menyala dalam gelap di kedalaman. Sehingga mampu menarik perhatian ikan. Di metal jig itu juga dipasang pancing atau sering disebut assist hook dan double hook. Keberadaan pancing itu agar ketika ikan menyambar metal jig, bisa langsung terkait. “Strike,” seru saya. Kali ini giliran saya yang menarik giant trevally berukuran sedang.

Menjelang subuh, para pemancing disuguhkan santap sahur. Ikan kakap merah dipindang pedas. “Sedap. Mantap, berbuka dan sahur di tengah laut,” ujar Imam, pemancing lainnya.

Merasa hasil tangkapan ikan sudah melimpah. Sekitar pukul 08.00 Wita, kami memutuskan kembali ke darat. Selanjutnya ikan hasil pancingan disumbangkan ke panti asuhan. Seperti Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Al-Furqon Balikpapan di Jalan Siaga dan Panti Asuhan Al Mu’min, yang berlokasi di Jalan MT Haryono, RT 31, Kelurahan Damai, Balikpapan Selatan.

“Kami memang meniatkan ikan hasil pancingan diserahkan ke panti. Alhamdulillah hasilnya lumayan banyak. Jadi bisa kami sumbangkan,” ucap Adi M, sekaligus ketua rombongan pemancing. (rom/*/rdm/k8)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X