Kim Bikin Produk Kimono, Wali Kota Kyoto Keberatan

- Minggu, 30 Juni 2019 | 11:33 WIB

LOS ANGELES – Lima hari yang lalu (25/7) Kim Kardashian, 38, dengan bangga mengumumkan perilisan produk terbarunya. Bukan make-up atau skin care, melainkan Kimono Solutionwear. Itu adalah shapewear yang tersedia dalam sembilan warna dan ukuran dari XXS sampai 4XL.

’’Sering kali aku tidak bisa menemukan warna shapewear yang cocok dengan warna kulitku, jadi kami butuh solusi untuk semua ini,’’ kata Kardashian soal produk barunya sebagaimana dilansir People.

Tidak, Kimono milik Kardashian tidak ada hubungannya dengan kimono pakaian adat Jepang. Karena itu, banyak yang protes. ’’Kimono itu bukan hanya sebuah pakaian. Ada makna besar di baliknya. Apa yang diucapkan Kim soal kimono tersebut membuatku jengkel,’’ komentar salah seorang warganet di Twitter. Tagar #KimOhNo pun menjadi viral.

Kontroversi itu pun didengar pemerintah Jepang. Pada Jumat (28/6) waktu setempat, Wali Kota Kyoto Daisaku Kadokawa menulis sebuah surat terbuka. Dalam surat tersebut, Kadokawa meminta Kardashian memikirkan ulang untuk menjadikan nama Kimono sebagai trademark. ’’Kimono adalah pakaian etnik tradisional yang dipupuk dengan kekayaan alam dan sejarah, dengan upaya dan studi tak kenal lelah dari para leluhur kami. Itu adalah budaya yang telah dihargai dan diwariskan dengan hati-hati dalam kehidupan kami. Juga, itu merupakan buah dari keahlian dan benar-benar melambangkan keindahan, semangat, dan nilai-nilai orang Jepang,’’ tulisnya dalam surat tersebut.

Kadokawa juga menyebutkan bahwa Kyoto telah melakukan inisiatif terhadap pemerintah Jepang untuk mendaftarkan kimono dalam daftar Intangible Cultural Heritage di UNESCO. ’’Kami pikir nama ’Kimono’ merupakan aset yang dibagikan kepada seluruh umat manusia yang mencintai kimono dan karena itu budaya tersebut tidak boleh dimonopoli,’’ imbuhnya.

Wali kota berusia 68 tahun itu menutup pernyataannya dengan menyarankan Kardashian berkunjung ke Kyoto. Dia ingin ibu empat anak tersebut merasakan sendiri bagaimana masyarakat Jepang memaknai kimono sebagai warisan budaya.

Sehari sebelumnya, Kardashian sempat mengeluarkan pernyataan mengenai kontroversi itu. Dia mengaku tidak bermaksud untuk tidak menghormati pakaian tradisional. Istri Kanye West tersebut juga tidak berencana mengganti namanya. ’’Merek pakaian solutionwear-ku dibangun dengan inklusivitas dan keanekaragaman dan aku sangat bangga dengan itu,’’ katanya seperti dilansir The New York Times.

Kardashian juga menjelaskan bahwa penggunaan merek dagang dari brand tersebut akan menjadi source identifier produknya. Namun tidak membatasi siapa pun untuk menggunakan kata ’Kimono’ yang berhubungan dengan pakaian tradisional. ’’Aku mengerti dan sangat menghormati kimono dalam budaya Jepang,’’ imbuh adik Kourtney dan Khloe Kardashian itu.

Dia belum mengeluarkan statement lagi setelah pemerintah Kyoto mengeluarkan surat terbuka untuknya dan perusahaan Kimono Intimate Inc. Bahkan, petisi berjudul Say No to Kim Kardashian's "KIMONO" #KimOhNo di change.org yang dibuat Sono Fukunishi masih ramai. Saat berita ini ditulis, petisi tersebut telah ditandatangani 38.691 orang dari total goal 50.000.

’’Sebagai orang Jepang, aku memakai kimono setiap hari dan aku tidak ingin membagi kata itu dengan sebuah brand pakaian dalam. ’Kimono’ berarti ’pakaian’ di Jepang,’’ tulis Fukunishi. (adn/c22/jan)

 

 

 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X