Memenuhi Kebutuhan Air Bersih Tanggung Jawab Negara

- Sabtu, 29 Juni 2019 | 12:02 WIB

Ratna Munjiah

Pemerhati Sosial Masyarakat

 

MASYARAKAT Kutim dihadapkan dengan minimnya ketersediaan air bersih. Banyak masyarakat yang mengeluhkan kebutuhan air bersih di daerah Kutim, sehingga beralih menggunakan air sungai, sebagaimana yang diberitakan beberapa pekan lalu.

Peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan minim perhatian pemerintah daerah (pemda). Seperti yang terjadi di Desa Pengadan, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur. Kebutuhan air bersih belum terpenuhi. Masyarakat masih bergantung pada aliran sungai yang mengalir dari arah Kecamatan Karangan. Padahal, kualitas air di sungai tersebut menurun karena banyaknya pembukaan lahan untuk keperluan perusahaan kelapa sawit.

Bahkan, Pemerintah Desa (Pemdes) Desa Pengadan sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim terkait hal ini. Kepala Desa Pengadan Syarifuddi Jabir mengatakan, sejak pertama menjabat pada 2017, pemenuhan air bersih masuk program utamanya. Tak heran, masih banyak warga desa yang bergantung pada sungai meskipun kualitas air menurun. “Bahkan, banyak yang bergantung pada air hujan. Termasuk saya,” ujarnya saat ditemui di Kaltim Post di kediamannya.

Kendati demikian, dia mengaku hal ini sedang berproses. Apalagi DLH Kutim sudah turun langsung guna memeriksa kualitas air di sungai tersebut. Meskipun DLH menyebut air sungai masih layak dikonsumsi warga, namun DLH menyarankan agar diproses lebih dulu sebelum dimanfaatkan. Sehingga, pihaknya langsung berkoordinasi dengan PDAM Kutim. Mereka sudah turun melakukan survei,” aku Puding, sapaannya.

Tujuannya, menghitung kebutuhan anggaran dan ditetapkan di angka Rp 16 miliar lebih. Namun, program ini belum berjalan lantaran keuangan Pemkab Kutim sedang defisit. ”Tapi kami tetap berusaha dan pihak PDAM mengatakan akan menghitung ulang keperluan anggarannya. “Ini” kan merupakan kebutuhan dasar dan hajat orang banyak. Lagi pula kami sudah menghibahkan lahan 1 hektare, kami harap cepat terealisasi. Penduduk pengadaan jumlahnya mencapai 2 ribu jiwa dan masih bergantung pada sungai dan air hujan, bebernya. (prokal.co edisi Jumat 7/6/19).

Sebuah angka yang besar dengan anggaran Rp 16 miliar, namun sejatinya walau anggaran tersebut bisa dikatakan nominal yang besar memang sudah menjadi kewajiban negara untuk memenuhinya. Apalagi jika dilihat Sangatta merupakan daerah yang memiliki SDA yang melimpah. Seharusnya pemerintah tidak akan mengalami yang namanya defisit anggaran jika memang negara mampu mengelola SDA dengan baik berdasarkan hukum Allah, bukan berdasarkan asas manfaat sebagaimana kapitalis yang mengatur urusan SDA.

Demikian sekilas gambaran bagaimana masyarakat Kutim dihadapkan pada minimnya air bersih. Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk tidak terkecuali manusia, sehingga memenuhi kebutuhan air merupakan sesuatu yang mendasar bagi kehidupan dan merupakan tanggung jawab negara untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya dalam menyediakan air bersih yang layak dikonsumsi dan dimanfaatkan.

Bisa dibayangkan jika dunia tidak memiliki air. Maka tentu aktivitas sehari-hari akan sangat terganggu.

Saat negara gagal menyediakan air bersih yang layak konsumsi, menunjukkan bahwa pemerintah telah gagal dalam mengurus urusan rakyatnya.

Dan keadaan tersebut tentu semakin memperlihatkan bahwa pemerintah kapitalis saat ini abai terhadap kebutuhan utama rakyatnya. Kondisi ini akan selalu berulang jika pemerintah senantiasa setia dalam penerapan sistem kapitalisnya. Sistem Kapitalis hanya melahirkan penderitaan dan menyengsarakan rakyat.

Berbeda halnya jika negara mau menerapkan sistem Islam, dalam Islam Sumber Daya Alam (SDA) dikelola oleh negara dan akan didistribusikan secara merata dan gratis. Islam menjamin tersedianya kebutuhan air yang bersih dan terjangkau di tengah umat. Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu untuk kebutuhan makhluk-Nya dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan makhluk-Nya tidak terkecuali manusia, begitu pula Allah telah menyediakan air untuk memenuhi kebutuhan manusia sejak dunia ini diciptakan.

Dalam rangka menjamin ketersediaan air bagi makhluk-Nya, Allah SWT telah menciptakan siklus air yang membuat air yang ada senantiasa terjamin jumlah dan kebersihannya. Ini berarti jika manusia mampu mengelola dunia ini sesuai dengan aturan Sang Pencipta maka tentu segala kebutuhan makhluk termasuk air akan terjamin.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X