Filipina Sarang Pelecehan Anak Online

- Kamis, 27 Juni 2019 | 13:30 WIB

MANILA – Kenangan buruk itu tak pernah bisa dilupakan Jhona (bukan nama sebenarnya). Remaja asal Filipina tersebut pernah menjadi korban pelecehan seksual saat masih anak-anak. Kala itu dia mandi bersama temannya. Ibu temannya ada di ruangan yang sama sambil membawa telepon genggam.

”Kami pikir dia sedang melihat Facebook. Tapi, kemudian kami mendengar suara jepretan kamera. Saya mulai merasa tidak nyaman,” terangnya seperti dikutip BBC. Jhona baru mengetahui bahwa dia difoto saat sedang berpakaian selepas mandi. Temannya sempat menanyai ibunya mengapa dia mengambil foto. Saat itu sang ibu hanya menjawab singkat. ”Oh, itu bukan apa-apa,” ujarnya.

Tentu saja bukan itu yang terjadi. Selang beberapa hari polisi memberi tahu bahwa fotonya yang sedang mandi bersama temannya tersebut telah dijual secara online. Pembelinya dari negara lain. Entah dari mana.

Kasus seperti Jhona itu kian jamak terjadi. International Centre for Missing and Exploited Children melaporkan bahwa tahun lalu ada 18 juta kasus pelecehan seksual anak-anak di seluruh dunia. Tapi, yang jadi pusat penyebarannya adalah Filipina. Dua pertiga kasus pelakunya adalah orang tua maupun anggota keluarga sendiri.

Kemiskinan dan uang menjadi magnet yang tarik-menarik. Banyak orang tua di Filipina yang menjerumuskan anak sendiri karena kekurangan secara finansial. Biasanya pelanggan mereka adalah orang-orang dari negara Barat. Mereka menawarkan sejumlah uang dengan nominal yang menggiurkan. Pembeli biasanya meminta agar anak-anak melakukan adegan seksual tertentu. Baik itu dalam bentuk video maupun foto.

Orang tua yang kehilangan akal sehat lantas merekam anaknya sendiri yang dipaksa beradegan mesum. Beberapa disiarkan secara langsung dan pelanggan tinggal menonton dari rumah mereka. Korban termuda adalah bayi yang masih berusia 6 bulan.

”Sekitar 50 persen korban berusia 12 tahun ke bawah,” ujar Direktur International Justice Mission Filipina Sam Inocencio. Sisanya adalah remaja. ”Bayi, anak-anak, anak-anak praremaja, semuanya dilecehkan lewat jalur online,” tambahnya.

Salah seorang pelaku yang merupakan ibu tiga anak mengaku bahwa dirinya membuat video sesuai dengan permintaan konsumen. Dia menawarkan anak usia 12–13 tahun. Kala itu konsumennya setuju. Perempuan yang tak layak disebut ibu tersebut lantas membuat foto-foto mesum dengan anaknya sendiri sebagai model.

”Yang diinginkan konsumen dari saya adalah video anak-anak berhubungan seksual. Tidak masalah baginya bagaimana saya mendapatkan video itu,” ujarnya. Kini dia harus mendekam di penjara karena perbuatannya.

Pemerintah Filipina tak tinggal diam. Penggerebekan kerap dilakukan. Jemaat di gereja-gereja kini diberi tahu secara berkala untuk mengamati tanda-tanda pelecehan seksual anak secara online. Harapannya, semakin cepat diketahui, semakin cepat pula korban bisa diselamatkan.

”Ada banyak opsi. Tak harus menjual anak Anda agar keluarga Anda bisa bertahan,” ujar Pastor Stephen Gualberto menanggapi pernyataan bahwa kemiskinanlah yang mendorong tindakan bejat orang tua tersebut.

Tahun ini kepolisian Filipina juga mendirikan pusat anti pelecehan anak di Manila. Tujuannya, memerangi pelecehan seksual anak yang terus meroket. Mereka didanai dan dilatih kepolisian Inggris dan Australia.

Dirjen Komunikasi Filipina Lorraine Badoy menegaskan bahwa tugas mereka sulit. Sebab, itu adalah kejahatan yang sangat terselubung. Kalau toh anak-anak korban pelecehan itu dideteksi, dampak sosial dan biaya yang dikeluarkan untuk rehabilitasi juga tinggi. (sha/c10/dos)

Gurita Jaringan Pelecehan Seksual Anak Online

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X