“Sudah Diajak Pulang. Aku Mau Pulang”

- Rabu, 26 Juni 2019 | 13:55 WIB

Enam bulan terakhir, Siti Chosyatun tidak banyak berbicara. Dia sakit. Medio April lalu, sang adik, Dahlan Iskan, sempat menjenguk. Keduanya melepas rindu dengan derai air mata. Sejak Senin (24/6) pagi, napasnya melemah. Sorenya, kakak sulung Dahlan Iskan itu tutup usia.

 

RADEN RORO MIRA BUDIASIH

LAFALAN ayat kursi yang mengalir tanpa putus dari kamar Siti Chosyatun seketika terhenti. Bersamaan dengan Uswatul Imroah baru merampungkan salat Magribnya. Seseorang tergesa-gesa memanggilnya untuk ke kamar Chosyatun. Di sana, dia mendapati sang ibu telah tiada. “Selesai ayat kursi dibaca, Ibu sudah enggak ada napasnya. Saya yang baru selesai salat dipanggil ke kamar,” sebut perempuan yang karib disapa Iim itu. Dia anak ketiga Chosyatun.

Duka seketika menyelimuti kamar di rumah Jalan Kahoi IV, Sungai Kunjang, itu. Duka Ahmad Zainuddin, anak Chosyatun yang lain, lebih mendalam. Dia tidak menyaksikan kepergian sang ibu. “Dia sedang salat di musala dekat rumah. Jadi begitu balik sudah enggak ada. Tapi bersyukurnya bisa ke Samarinda. Ikut mengubur,” urai Iim.

Sementara itu, Zain, saudara Chosyatun, baru dijadwalkan tiba hari ini (25/6). Sedangkan Dahlan Iskan tidak di Tanah Air. Saat ini dia di Amerika Serikat. Dia diwakili Nafsiah Sabri, sang istri. Namun, Dahlan meminta agar si bungsu datang secepatnya.

Panggilan akrab Dahlan dan Zain kepada kakaknya adalah Yutun. Di lingkungan rumah, biasa dipanggil bude. Saat masih kuat berjalan dan duduk, dia senang menghabiskan waktu di depan rumah. Menyapa tetangga yang hilir-mudik di muka kediaman.

Yutun adalah saudara perempuan satu-satunya. Sejak anak kedua, Sofwati, meninggal karena penyakit lever. Yutun sudah seperti ibu bagi kedua adiknya. Begitu penuturan Iim. Ibunya itu berpulang pada usia 76 tahun.

Yutun terkenal aktif di dunia pendidikan. Pernah menjabat kepala Madrasah Ibtidaiyah (MIN) 1 Samarinda. Di mata keluarga dan lingkungan sekitar, dia tidak kenal lelah.

Pada 2011, tubuhnya diserang strok. Rutin berobat, kesehatannya berangsur pulih. Bahkan, dokter menyebut, seluruh organ tubuh Yutun berfungsi baik. “Hebat, lho, Yutun, kalah aku. Sehat semua,” terang Iim menirukan ucapan Dahlan saat tahun lalu opname di rumah sakit.

Tetapi, umur siapa yang tahu. Setiap Dahlan ke Samarinda, Yutun akan berteriak girang menyebut nama adiknya. Namun April lalu, perempuan beranak lima itu kesusahan berbicara. Air mata adalah caranya berkomunikasi dengan Dahlan.

“Sama seperti almarhum bapak dulu. Meninggal di rumah. Enggak sakit. Sama persis tanda-tandanya,” sebut perempuan 43 tahun itu. “Tidak ada pesan apa-apa. Memang beberapa waktu terakhir waktu masih bisa ngomong, selalu bilang pengin pulang. Diajak pakde yang sudah meninggal katanya,” pungkas dia. (ndy/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X