Sebaran Tak Merata Picu Ketimpangan

- Selasa, 25 Juni 2019 | 12:32 WIB

MTs Labbaika yang fokus pengembangan minat dan bakat, banjir pendaftar. Di tengah kepungan sekolah negeri yang bahkan kekurangan siswa.

 

ADA 13 SMP di Samarinda yang harus membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahap kedua. Lantaran kekurangan siswa. Padahal, berstatus negeri membuat mereka diuntungkan dengan biaya lebih irit dibandingkan swasta.

Nyatanya, tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih swasta. Kendati masih ada sekolah negeri yang kekurangan siswa.

Salah satu sekolah swasta yang kebanjiran calon peserta didik baru (CPDB) adalah MTs Labbaika. Berada di Jalan Harun Nafsi. Tak jauh dari SMP negeri. Untuk ke SMP 3 Samarinda Seberang hanya sekitar 1 kilometer. Sedangkan ke SMP 8 Loa Janan Ilir hanya 1,2 kilometer. Sementara jarak ke sekolah baru; SMP 46 yang menumpang di SD 01 Samarinda Seberang, hanya 400 meter.

Di tengah kepungan sekolah-sekolah negeri itu, MTs Labbaika berhasil menjaring 237 pendaftar. Padahal, kuota tersedia hanya 180 kursi.

“Karena jumlah pendaftar lebih banyak dibandingkan kuota, kami masih tahap menyeleksi pendaftar,” terang Kepala MTs Labbaika Ahmad Ade Sulaiman.

Menurut dia, sekolah ini banyak diminati karena fokusnya mengembangkan minat dan bakat siswa. Pendaftarnya dari warga Loa Janan Ilir dan Samarinda Seberang. Sebab, sekolah berada di Jalan KH Harun Nafsi, Loa Janan Ilir, yang berbatasan dengan Samarinda Seberang.

Sama seperti SMP 8 yang ada di wilayah Loa Janan Ilir, namun lebih dekat Samarinda Seberang. Jarak SMP 8 ke Kantor Lurah Mangkupalas Samarinda Seberang lebih dekat; 800 meter. Sementara itu, ke Kantor Lurah Rapak Dalam, Loa Janan Ilir, mencapai 1,5 kilometer. Sedangkan, ke Kantor Camat Loa Janan Ilir yang hampir 9 kilometer. Namun, hanya 2 kilometer ke Kantor Camat Samarinda Seberang.

Di Loa Janan Ilir, dari lima SMP negeri, ada satu sekolah yang melakukan PPDB tahap kedua yakni SMP 43.  Berada di dekat Jembatan Mahulu, sekolah ini tak jauh dari permukiman penduduk. Namun, sekolah ini kesulitan memenuhi kuota PPDB pertama sebanyak 62 siswa dan akhirnya membuka 41 kuota pada PPDB tahap kedua.

Tidak meratanya sebaran sekolah diduga menjadi penyebab. Hal itu diamini Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda Asli Nuryadin. Sehingga, ketika aturan zonasi 90 persen diterapkan, tak sedikit masyarakat keberatan. Sehingga, pihaknya putar otak dan membuka dua sekolah baru.

“Jadi, ada yang daerahnya padat penduduk tidak ada sekolah. Ada yang satu kecamatan hanya satu sekolah,” kata dia.

Salah satu contoh adalah Samarinda Seberang. Di kecamatan ini, ada 13 SD negeri, namun hanya ada satu SMP yakni SMP 3. Kuota sekolah ini pun hanya 202 siswa. Sehingga, satu sekolah baru dibuka yakni SMP 46.

Kondisi tak jauh berbeda juga ada di Kecamatan Sungai Pinang. Di kecamatan ini ada 16 SD negeri. Namun, hanya ada SMP 26 yang berstatus negeri. Walhasil, SMP 48 di Jalan Proklamasi pun dibuka.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X